Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Si Penista Agama Ini Mati-matian Bela Pendeta Saifuddin, Sebut China Sudah Hapus 60% Isi Alquran

Si Penista Agama Ini Mati-matian Bela Pendeta Saifuddin, Sebut China Sudah Hapus 60% Isi Alquran Kredit Foto: Instagram/Saifuddin Ibrahim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelaku penista agama Islam Shindy Paul Soerjomoelyono atau lebih dikenal Jozeph Paul Zhang terang-terangan membela pendeta Saifuddin Ibrahim yang diduga menista agama setelah menyebut ada 300 ayat Alquran mengajarkan hal-hal yang menjurus pada radikalisme.

Jozeph Paul Zhang mengatakan, tidak ada yang salah dengan pernyataan Saifuddin. Dia kemudian mengklaim, revisi Alquran dengan meniadakan sejumlah ayat suci sudah pernah diterapkan di beberapa negara, salah satunya adalah China.

Adapun Jozeph Paul Zhang divonis menista agama Islam pada pertengahan Agustus 2021 silam setelah pernyataannya dianggap menghina Nabi. Kendati ditetapkan sebagai tersangka, namun polisi justru kesulitan menangkap yang bersangkutan karena keberadaannya yang misterius. Hingga kini polisi belum memberi kabar terbaru mengenai kasus penistaan agama Jozeph Paul Zhang.

Baca Juga: Kecam Pendeta Saifuddin, Omongan Gus Miftah Nggak Main-main: Anda Salah Masuk…

“Dalam hal ini Saifuddin benar, di skip. Saya setuju di-skip tapi kalau dihilangkan ya agak sulit juga, artinya dilewati saja ayatnya” kata Jozeph Paul Zhang dalam sebuah video yang diunggah di saluran YouTubenya dikutip Populis.id Senin (21/3/2022). 

Lebih lanjut, dia menyebut, Alquran yang dipakai umat Islam di China tidak setebal yang ada di Indonesia, sebab 60 persen isi kitab suci itu disebutnya telah dihapus otoritas setempat lantaran dianggap berbahaya. Bahkan dia mengatakan, jika dibandingkan dengan Alquran di Indonesia, kitab suci umat Muslim di China hanya berisi 30 persen saja.

"Kalau di China itu Alqurnya tipis sekali hanya 30 persen, karena 60 persen isinya ayat-ayat radikal, penghinaan terhadap golongan lain. Itu kan cuma 300 ayat. Bukan cuma 300 sebetulnya, ayat-ayat yang radikal, rasis, dan tidak menghormati golongan lain," katanya.

Sebagaimana diketahui bersama, belakangan ini isu sensitif yang menyerempet Islam menjadi sorotan berbagai pihak  setelah Pendeta Saifuddin meminta Pemerintah melalui Kementerian Agama merevisi Alquran lantaran menurutnya ada 300 ayat yang mengajarkan hal-hal yang menjurus pada radikalisme dan terorisme.

Tidak hanya itu, Saifuddin juga terang-terangan meminta Kementerian agama menghapus kegiatan ibadah haji, kegiatan itu menurutnya hanya membuat Indonesia semakin miskin, sementara Arab Saudi semakin kaya karena ibadah haji itu.

Kekinian, omongan Saifuddin oleh sejumlah kelompok dianggap menista agama, polisi juga terus melakukan penyelidikan pada video kontroversial Saifuddin. Belakangan diketahui Saifuddin sedang tidak berada di Indonesia, dia tinggal di Amerika Serikat. Pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan otoritas setempat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: