Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Megawati Dihujat Gegara 'Senggol' Emak-emak Antre Minyak Goreng, Anak Buahnya Jelas Nggak Terima!

Megawati Dihujat Gegara 'Senggol' Emak-emak Antre Minyak Goreng, Anak Buahnya Jelas Nggak Terima! Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR Bambang Wuryanto menjelaskan maksud pernyataan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, soal ibu-ibu yang mengantre minyak goreng. Ia menjelaskan, ada maksud lain dari pernyataan Presiden ke-5 Republik Indonesia itu.

Sebelum itu, ia menjelaskan tiga dasar filosofi yang digunakan politikus dalam menyampaikan suatu arahan atau pernyataan. Ketiganya yakni learn atau belajar, unlearn atau lepaskan belajar, dan re-learn atau belajar ulang.

"Bu Mega adalah unlearn, kalau minyak goreng tidak ada, sudah lupakan. Ibu-ibu boleh misalnya dengan cara apa memasaknya, Ibu (Mega) mengatakan dengan cara dikukus, bisa direbus, bisa digoreng dengan cara lain," ujar Bambang di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/3/2022).

Baca Juga: Sudahi Hujat Megawati Soal Minyak Goreng, Refly Harun Bilang Bahwa Itu Tidak...

Ia membantah Megawati menyudutkan dan tak menunjukkan simpatinya kepada masyarakat yang mengantre untuk mendapatkan minyak goreng. Namun, Megawati berusaha menawarkan solusi lain selain minyak goreng.

"You are wrong, Ibu ketum kan sering gitu, sering melakukan unlearn. Kawan-kawan melihat masih di sini, wah Bu Mega tidak punya hati sama ibu-ibu, kan bisa digoreng dengan cara lain, pakai minyak kelapa kan ada," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP itu.

Sebelumnya, Megawati ikut berkomentar terkait minyak goreng yang menjadi isu nasional saat ini. Ia menyinggung bahwa bahan masakan tidak harus digoreng, sebab ada solusi lain, seperti direbus atau dikukus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: