Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Joe Biden Yakini Rusia Tengah Persiapkan Serangan Siber ke Infrastruktur Amerika

Joe Biden Yakini Rusia Tengah Persiapkan Serangan Siber ke Infrastruktur Amerika Kredit Foto: Instagram/Joe Biden
Warta Ekonomi, Washington -

Rusia sedang melakukan persiapan untuk melakukan serangan siber terhadap infrastruktur penting Amerika Serikat (AS) sebagai pembalasan atas sanksi Barat dan sekutu, kata Presiden AS Joe Biden pada Senin (22/3/2022).

Biden mengatakan ada informasi intelijen yang menunjukkan bahwa Kremlin secara aktif merencanakan serangan yang potensial, dan dia juga mendesak perusahaan-perusahaan AS – banyak di antaranya yang memiliki dan mengoperasikan infrastruktur AS – untuk tetap waspada.

Baca Juga: Mendadak Ada Pesan dari Komandan Amerika buat Dunia: Ada Rudal hingga Laser di Laut China Selatan

"Anda memiliki kekuatan, kapasitas, dan tanggung jawab untuk memperkuat keamanan siber dan ketahanan layanan dan teknologi penting yang diandalkan orang Amerika," kata Biden kepada sektor swasta.

"Kami membutuhkan semua orang untuk melakukan bagian mereka untuk menghadapi salah satu ancaman yang menentukan waktu kita - kewaspadaan dan urgensi Anda hari ini dapat mencegah atau mengurangi serangan besok," tambah dia.

Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional Biden untuk siber dan teknologi baru, mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa pemerintah telah mendeteksi "aktivitas persiapan" untuk serangan siber yang telah dibagikan dalam konteks rahasia dengan perusahaan swasta.

Persiapan itu termasuk upaya untuk mengamati situs web dan mencari kerentanannya, imbuh dia.

Perang Rusia melawan Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah dikecam keras oleh komunitas internasional, dan telah ditanggapi dengan sanksi dan kontrol ekspor Barat dan sekutu. Kejatuhan ekonomi telah diperburuk oleh penarikan perusahaan global dari Rusia.

Setidaknya 925 warga sipil tewas selama perang, dan 1.496 terluka, menurut laporan PBB. Namun, badan internasional itu memperingatkan bahwa jumlah korban sebenarnya "jauh lebih tinggi."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: