Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertanian Ukraina yang Tidak Tahu Nasibnya, Komoditas Ini Paling Terancam

Pertanian Ukraina yang Tidak Tahu Nasibnya, Komoditas Ini Paling Terancam Kredit Foto: Reuters/Fabrizio Bensch
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Musim tanam telah tiba di Ukraina. Tanda sepatu yang tercap di tanah beku telah mencair. Hanya saja ladang keluarga Pavlovych tetap tak tersentuh.

Lebih dari seminggu yang lalu, keluarga itu mengetahui putra yang berusia 25 tahun, Roman, telah terbunuh di dekat kota Mariupol yang terkepung. Pada Selasa (29/3/2022), sang ayah, juga bernama Roman, akan berangkat berperang sendiri.

Baca Juga: Geger Oligarki Rusia Diracun, Ukraina Bikin Peringatan Keras buat Para Negosiatornya

"Garis depan penuh dengan orang-orang terbaik kita. Dan sekarang mereka sekarat," kata sosok ibu di keluarga Pavlovych, Maria.

Dengan kehilangan para pria dan perang yang terus terjadi, keluarga Pavlovych tidak tahu bagaimana nasib lahan yang harusnya mulai digarap. Padahal Ukraina dan Rusia menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dan jelai global.

Kepala asosiasi pertanian regional Ivan Kilgan mengatakan wilayah Lviv barat laut dekat perbatasan dengan Polandia, yang dikenal sebagai lumbung pangan Ukraina di selatan, diminta untuk menanam semua ladang yang tersedia. Namun, wilayah tersebut tidak akan mencapai tingkat panen yang didapat sebelum perang.

"Kami berharap bisa memproduksi lebih dari 50 juta ton biji-bijian. Sebelumnya, kami memproduksi lebih dari 80 juta ton. Itu logis. Lebih sedikit lahan, kurang panen," kata Kilgan.

Berdiri di gudang dingin yang berisi lebih dari 1.000 ton gandum dan kedelai, Kilgan berjanji akan mengirimkan berton-ton tepung untuk memberi makan tentara Ukraina. Dia menanam ladang seluas hampir 2.000 hektar tahun ini, naik dari sekitar 1.2000 hektar.

Tapi, Kilgan mengaku kekurangan pupuk untuk produksi tambahan yang direncanakan. Dia membutuhkan lebih dari dua kali lipat dari 300 ton pupuk yang dimiliki.

"Jika dunia menginginkan roti Ukraina, itu perlu membantu dengan ini," kata Kilgan.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres telah mendesak dunia untuk mencegah badai kelaparan dari gangguan terhadap kesulitan biji-bijian dari Ukraina. Pengiriman pasokan dari Ukraina sudah lama menjadi andalan bagi Program Pangan Dunia untuk sekitar setengah pasokan gandumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: