Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SBY Sebut Dulu DPR Selalu Tolak Kenaikan Harga BBM, Netizen Ngadu: Sekarang Lebih Parah, Pak!

SBY Sebut Dulu DPR Selalu Tolak Kenaikan Harga BBM, Netizen Ngadu: Sekarang Lebih Parah, Pak! Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah video lama tersebar di media sosial memperlihatkan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Hal itu diketahui disampaikan oleh SBY dalam salah satu wawancara yang dibagikan pada Jumat (29/8/2014).

Pada awal masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2005, terjadi kenaikan harga BBM.

Baca Juga: Nyelekit! Gus Nur Bandingkan Sikap PDIP saat BBM Naik di Era SBY dan "Rezim Ber-AC"

BBM dengan jenis premium awalnya dihargai Rp 1.820 per liter. Kemudian mengalami kenaikan pada 1 Maret 2005, sebesar Rp. 2.400, dan pada 2 Oktober 2005 harga melonjak sampai Rp. 4.500 per liter.

Berakhirnya periode pertama SBY sempat mengalami kenaikan lagi hingga Rp. 1.500,membuat harga BBM premium menjadi Rp. 6.000 per liter. Namun, semenjak mengikuti harga minyak dunia, harga BBM premium mengalami penurunan dua kali di 2013 dengan harga Rp. 5.000 dan Rp. 4.500.

Melalui unggahan video TikTok @heryfahmy pada Jumat (1/4/2022), menayangkan penjelasan Presiden SBY tentang kenaikan BBM pada masa pemerintahannya. SBY mengatakan setiap mengajukan kenaikan BBM, selalu ditolak oleh DPR. Menurut keterangannya, hal itu dapat mengakibatkan inflasi dan kemiskinan membengkak.

"Dulu setiap pemerintah mengusulkan kenaikan BBM selalu ditolak oleh kalangan DPR. Sejumlah fraksi bahkan sejak awal tidak pernah setuju kalau saya menaikkan harga BBM. Alasannya kami menolak usulan pemerintah, karena jika BBM dinaikkan inflasi naik dan kemiskinan membengkak," terangnya, dikutip di hari yang sama.

Tak hanya itu, SBY merasa tak tega jika BBM dinaikkan. Menurutmya, akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Ia pun merasa kasihan jika hal itu terjadi.

"Oleh karena itu, saya punya pandangan berbeda. Kalau harus dinaikkan lagi BBM tahun ini, beban rakyat terlalu berat kasihan mereka," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: