Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentingnya Akselerasi Transformasi Digital Sektor Kesehatan dan Smart City

Pentingnya Akselerasi Transformasi Digital Sektor Kesehatan dan Smart City Kredit Foto: Halodoc
Warta Ekonomi, Jakarta -

Digital Nusantara Expo Summit (DNES) 2022 di Solo yang merupakan side events B20 Indonesia selain menggelar pameran teknologi digital, juga diramaikan dengan forum-forum dialog yang mengambil tema implementasi teknologi digital pada berbagai sektor, mulai dari pemerintahan daerah, kota cerdas, kesehatan, keuangan daerah hingga layanan UMKM. 

Dalam diskusi di hari kedua DNES 2022, Rabu (30/3), mengenai adopsi teknologi di sektor kesehatan yang bertumpu pada telehealth, CEO Halodoc Jonathan Sidharta mengakui bangga akan semangat gotong royong sehat saat bersama 17 perusahaan telehealth berkolaborasi dengan Kemenkes, apoteker, dokter, nakes untuk berjuang melawan pandemi.

Baca Juga: Temukan 33 Kerentanan pada Transfer Data Telehealth, Kaspersky: Banyak Diantaranya Belum Ditambal

Data menunjukkan, 35 persen pasien Covid-19 kemarin ditangani secara telemedisin, obatnya dari Kemenkes, dokternya dari IDI, apoteker dari IAI. 

"Kolaborasi pemerintah, swasta, pelaku teknologi, asosiasi bisnis, dokter, apoteker akan menciptakan transformasi yang besar dalam bidang kesehatan nasional. Saat pandemi sedang tinggi, KADIN Indonesia, Goto, Halodoc berkolaborasi membangun rumah oksigen, menyalurkan bantuan Rp75 miliar untuk oksigen konsentrator bagi pasien Covid-19 yang membutuhkan di seluruh rumah sakit," jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip Jumat (1/4/2022).

Sementara itu, Agus Rachmanto selaku Deputi Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes mengatakan, kementeriannya telah mengeluarkan roadmap transformasi digital di sektor kesehatan hingga 2024 yang mendorong peranan telehealth untuk mengatasi kesenjangan layanan kesehatan serta membentuk tim khusus Digital Technology Office (DTO) untuk mempercepat transformasi digitalisasi layanan kesehatan nasional melalui di Indonesia Health Service (IHS). 

Selain membahas adopsi teknologi industri kesehatan, hari kedua DNES 2022 juga menggelar forum dialog ekosistem smart city di daerah. Menurut Syaifudin Ahmad, Ketua Umum FK4SI yang menjadi narasumber, percepatan implementasi smart city menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi.

Implementasi smart city tidak hanya bergantung pada pemda terkait, tapi juga pemerintah pusat, technology partner, akademisi, komunitas, media, hingga masyarakatnya. Chatrine Hernanda Octaviana, Deputy Head Internet of Things XL Axiata mengatakan, pada tahun 2045, diperkirakan sekitar 80 persen lebih populasi warga Indonesia akan tinggal di kota.

Melihat tren seperti itu, kata Chatrine, kota pintar atau smart city akan menjadi solusi dari kendala perkotaan di masa mendatang dan akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. XL Axiata, kata Chatrine, berperan aktif memajukan teknologi dan ekosistem IoT smart city dengan teknologi terkini yang memberikan solusi relevan dengan market

Senada dengan Chatrine, Direktur Marketing and Solutions Lintasarta, Ginandjar menawarkan tahapan penerapan solusi Smart City atau SKOTA secara terarah yang mencakup masterplan, infrastruktur, integrasi data, solusi, perubahan manajemen, hingga sosialisasi ke masyarakat.

"Selama ini, permasalahan data perkotaan adalah pendataan yang belum terstandarisasi dan sistem masih konvensional atau masih menggunakan pencatatan manual," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: