Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Bangun Tol Listrik Sepanjang 180,9 Kms Senilai Rp184 Miliar di Pulau Buru

PLN Bangun Tol Listrik Sepanjang 180,9 Kms Senilai Rp184 Miliar di Pulau Buru Kredit Foto: Antara/Arnas Padda
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) kembali membangun saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kilovolt (kV) sepanjang 180,9 kilometer sirkuit (kms) di Pulau Buru, Maluku.

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, mengatakan dalam pembangunan tersebut, Perseroan mengalokasikan anggaran Rp184 miliar untuk membangun tol listrik yang membelah Pulau Buru dari sisi utara ke selatan.

Baca Juga: PLN Dukung Toyota Kembangkan Kendaraan Listrik di Indonesia

"Saat ini dari rencana 234 tower SUTT, sebanyak 26 tower telah berdiri di pulau terbesar kedua di Provinsi Maluku tersebut," ujar Wiluyo dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (1/4/2022).

Wiluyo mengatakan, peningkatan keandalan listrik Indonesia timur dibarengi dengan tujuan untuk menumbuhkan tingkat perekonomian daerah. Tak hanya di Pulau Buru, PLN menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 46 megawatt (MW), SUTT sepanjang 520 kms, dan gardu induk sebesar 140 MVA di Provinsi Papua, Maluku, dan Maluku Utara sepanjang tahun ini. 

"PLN memprioritaskan listrik di Indonesia timur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beroperasinya sistem kelistrikan tegangan tinggi sejak 2015 di Papua dan Maluku menandai kebangkitan semangat energi berkeadilan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T)," ujarnya.

Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua, Reisal Rimtahi Hasoloan, menjelaskan bahwa proses konstruksi SUTT dari Kecamatan Namlea ke Namrole ini telah dimulai sejak tahun lalu dan sejauh ini progres-nya mencapai 29 persen.

"Hingga minggu keempat bulan Maret sudah ada 68 titik tower yang selesai fondasinya," ujar Reisal.

Reisal mengatakan, sistem tenaga listrik pada umumnya terbangun dari tiga fungsi utama, pertama pembangkit, kedua transmisi yang berupa SUTT dan gardu induk (GI), dan ketiga distribusi. 

"Yang sedang kami upayakan percepatan pembangunannya di Pulau Buru adalah fungsi pertama dan kedua. Di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Namlea, SUTT Namrole-Namlea, GI Namlea, dan GI Namrole," ujarnya.

Ia menjelaskan, PLTMG Namlea yang berkapasitas 10 megawatt (MW) saat ini progresnya 43 persen, sementara GI Namlea 30 megavolt ampere (MVA) dan GI Namrole 20 MVA masing-masing progresnya mencapai sekitar 80 persen dan 24 persen.

Adapun pengerjaan GI Namlea tengah melaksanakan uji grounding dan akan dilanjutkan dengan tahap uji peralatan utama. Secara umum, gardu induk berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sehingga ideal untuk didistribusikan ke pelanggan.

"Transformasi kelistrikan di Pulau Buru ini begitu penting karena ketika PLTMG Namlea beroperasi kami tidak bisa mengandalkan jaringan tegangan rendah untuk mendistribusikan listrik hingga ke bagian selatan pulau lantaran akan mengalami susut secara signifikan. Selain itu, dengan adanya SUTT ini risiko gangguan jaringan juga berkurang sehingga listrik tidak mudah padam," ungkapnya.

Ia menjelaskan, sistem kelistrikan di Pulau Buru saat ini memiliki tiga sistem, yaitu Sistem Namlea, Sistem Mako, dan Sistem Namrole dengan total beban puncak sebesar 9,46 MW dengan daya mampu 11,42 MW. Dengan adanya sistem kelistrikan tegangan tinggi yang saat ini tengah dibangun, daya mampu di dua kabupaten tersebut akan mencapai 21,42 MW. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: