Ternyata Ada yang Dukung Jabatan Jokowi Sampai Tiga Periode, Jumlahnya Benar-benar Nggak Disangka!
Tensi panas politik di Indonesia masih belum turun. Setelah wacana tipis-tipis petinggi partai politik lingkar kekuasaan Jokowi menyuarakan penundaan pemilu, orang dekat Jokowi yakni Luhut Binsar Pandjaitan juga main klaim big data pendukung tunda pemilu.
Meski Jokowi sudah mengluarkan sikap yang mana mengaku taat konstitusi, narasi alasan kebebasan berpendapat yang tidak boleh dibatasi yang Jokowi sampaikan dianggap banyak pihak melahirkan celah baru bagi para “pengkhianat konstitusi”.
Sebut saja teriakan Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (APDESI) yang terang-terangan mendukung Jokowi tiga periode.
Suara orang-orang lingkar kekuasaan Jokowi baik dari Partai Politik ataupun praktis anak buahnya di kabinet yang meminta penundaan pemilu juga membuat runyam keadaan.
Baca Juga: Ketegasan SBY Nggak Main-main Soal Tiga Periode, Refly Harun Bongkar Sejadi-jadinya, Simak!
Lantas apakah benar suara dukungan Jokowi Tiga periode ini adalah murni dukungan masyarakat Indonesia?
Jawabannya ya, ada masyarakat Indonesia yang mendorong agar jokowi bisa tiga periode, sayangnya angkanya sangat kecil.
Hasil survei yang dikeluarkan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa hanya 5 persen masyarakat yang mendukung Jokowi tiga periode.
Deni Irvani Direktur Riset SMRC dalam pemaparannya menjelaskan bahwa mayoritas warga, 73 persen, menilai ketentuan masa jabatan presiden maksimal dua kali harus dipertahankan. Hanya 15 persen yang menilai ketentuan tersebut harus diubah.
“Dari 15 persen tersebut ternyata ditemukan bahwa 61 persen (atau sekitar 9 persen dari total populasi) ingin masa jabatan presiden hanya satu kali (untuk 5, 8, atau 10 tahun). Yang ingin lebih dari dua kali (masing-masing 5 tahun) hanya 35 persen atau hanya sekitar 5 persen dari total populasi,” Jelas Deni sebagaimanana dalam siaran pers tertulis yang wartaekonomi.co.id terima, dikutip Jumat (1/4/22).
Atas dasar itu, menurut Deni suara yang mengatakan bahwa terdapat dukungan yang besar untuk mendorong presiden tiga periode tidaklah tepat.
Ini karena hanya 5 persen saja dan jelas mayoritas meninginkan bahwa presiden cukup dua periode saja.
“Ide menambah periode jabatan presiden bukanlah aspirasi yang umum di masyarakat. Hanya sekitar 5 persen warga yang setuju dengan pandangan itu. Publik pada umumnya ingin seorang presiden hanya menjabat maksimal dua periode saja,” papar Deni.
Survei ini dilakukan pada 1220 responden yang dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling terhadap keseluruhan populasi atau warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih, yakni mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Baca Juga: Luhut Dinilai Bersikap Seperti Perdana Menteri, Pengamat Blak-blakan Soal Dampaknya ke Jokowi
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84%. Sebanyak 1027 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). Wawancara tatap muka dilakukan pada 13 - 20 Maret 2022.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto