Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebut Fenomena Islamophobia Semakin Banyak, Siapa Sangka Ustaz Felix Siauw Bilang Begini

Sebut Fenomena Islamophobia Semakin Banyak, Siapa Sangka Ustaz Felix Siauw Bilang Begini Kredit Foto: Instagram/Felix Siauw
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penceramah muslim, Ustaz Felix Siauw menyayangkan fenomena islamophobia yang ramai terjadi di tanah air.

Padahal, kata Ustaz Felix, Indonesia adalah negara mayoritas Islam. Dasar negaranya pun ada sila Tuhan yang maha esa. Dia menilai, pemerintah saat ini justru mempromosikan Islamophobia.

Baca Juga: Siap-Siap! Setelah Tak Jadi Ibu Kota, Pemprov DKI Siapkan Hal Ini untuk Jakarta

“Di Indonesia, negaranya mayoritas Muslim, sejarahnya kesultanan Islam, bahkan di Pancasila yang dasar negara, sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa, di pembukaan UUD tertulis ‘Atas berkat rahmat Allah’. Tapi pemerintahannya saat ini malah mempromosikan Islamophobia,” ujar Ustaz Felix dikutip akun Instagramnya, Senin 4 April 2022.

Felix bilang bahwa pemerintah mempromosikan Islamophobia dengan menggerakan dan membiarkan para buzzer di media sosial untuk mencibiri Islam dengan sejumlah tuduhan negatif.

“Pemerintah yang Islamophobia ini juga punya pendukung bayaran, dibayar dengan uang rakyat buat jadi jubir unofficial pemerintah, sering disebut buzzeRp. Kerjaan buzzeRp, selalu nyinyir pada semua yang islami, tuduhan wajibnya radikal, ekstrim, intoleran, hate-speech,” ujarnya.

Ustaz Felix mencotohkan para buzzer yang mencibiri gerakan mengaji Alquran bersama di kawasan Malioboro yang viral. Ustaz Felix bilang, para buzzer menuduh gerakan itu sebagai gerakan radikalisme.

“BuzzeRp menuduh ini radikalisasi, mencoreng Jogja sebagai kota budaya, arabisasi Jawa, pamer ibadah, riya, dan segala tuduhan keji lain,” ujar Ustaz Felix.

“Mereka lupa Mataram Islam, lupa Malioboro public space yang orang pernah buat dance berjamaah, pawai, atau segala aktivitas publik lain, mereka lupa ini negara hukum,” katanya.

Dia menilai bahwa buzzer ini mempunyai penyakit hati. Mereka tidak suka hal yang baik-baik dari Islam.

“Memang, yang hatinya ada penyakit, ga suka sama yang baek-baek. Mending sih, dulu Abu Dzar Al-Ghifari digebukin pas syahadat, Ibnu Mas’ud ditawur pas baca Al-Qur’an,” katanya.

Ustaz Felix kemudian membandingkan dengan gerakan salat tarawih berjamaah di Time Square New York. Ribua ummat muslim menyambut bulan suci ramadan dengan menggelar tarawi bersama tanpa ada cibiran dan gangguan dari pihak lain.

“Ironisnya, Amerika, yang terkenal Islamophobia pasca 9/11, New York, hometown Spiderman, Times Square yang ikonik itu, justru membolehkan tarawih berjamaah! Bayangkan kalau itu di Indonesia, apa makian para buzzeRp? Dulu pas 212 aja dihina “monaslimin”, “pamer ibadah, riya”, “shalat kok nggak di masjid”, “radikalisasi”, “nggak toleran”, you name it,” kata ustaz Felix.

“Di zaman sekarang memang harus banyak istighfar. Yang maksiat didukung, yang mau taat dimasalahin. Satu yang kita tahu, narasi buzzeRp itu nggak baru, mereka cuma niru orang zaman dulu, kalau nggak Abu Jahal, ya minimal Fir’aun,” katanya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: