Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ibu-Ibu Jangan Khawatir! Pemerintah Jamin Stok Cabe Aman Selama Ramadhan

Ibu-Ibu Jangan Khawatir! Pemerintah Jamin Stok Cabe Aman Selama Ramadhan Pedagang memilah cabai yang akan dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (16/12/2020). Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, menjelang Natal dan Tahun Baru, rata-rata harga cabai merah besar di pasar tradisional di seluruh Indonesia naik 1,33 persen dari Rp52.452 menjadi Rp53.150 per kilogram, sedangkan cabai rawit hijau naik 1,79 persen dari Rp41.801 menjadi 42.550 per kilogram. | Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi -

Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Kementerian Pertanian (Kementan) dan petani di berbagai wilayah berupaya mengamankan stok cabe. Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto pun optimis pasokan cabe tahun ini dapat mencukupi.

"Untuk menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, kita harus pastikan agar stok tersedia dalam jumlah cukup. Meskipun gejolak harga umum terjadi, kami berupaya meminimalisir sebisa mungkin," ujar Anton, panggilan akrabnya.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura adalah terus melakukan koordinasi dengan para Champion Cabe di daerah-daerah sentra. 

"Dari hasil komunikasi kami dengan para Champion, diperoleh informasi bahwa pasokan cabe di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2022 aman, dengan perkiraan luas panen cabe rawit di 33 kabupaten sentra di Pulau Jawa pada Maret 9.500 Ha, April 10.860 Ha dan Mei 13.720 Ha,” jelas Anton.

Kendati begitu, tetap diperlukan pengawalan agar pertanaman tidak terganggu serangan OPT atau terkena dampak perubahan iklim sehingga tetap mampu berproduksi.

Sebagai wilayah penyangga Jabodetabek, ketersediaan cabe rawit di Kabupaten Cianjur, Sumedang dan Garut menjelang HBKN dipastikan aman. 

Champion Cabe asal Cianjur dan Ketua Gapoktan Mujagi, Suhendar menyampaikan, sangat memungkinkan mengatur pola tanam di kecamatan sentra cabe, seperti Pacet, Cugenang, Cipanas dan Campaka, sehingga pasokan cabe tetap terjaga pada HBKN.  

“Saat ini, tersedia lebih dari 10 Ha lahan di Cugenang yang sudah masuk tahap semai sampai tanam. Panen perdana sekitar 2 Ha pada akhir Maret ini, sehingga pasokan cabe pada April - Mei masih cukup banyak,” jelas Suhendar.

Sementara itu, Champion Cabe asal Sumedang, Aceng menyatakan ketersediaan cabe Sumedang masih cukup, dan akan meningkatkan pasokan ke Jabodetabek saat Ramadhan nanti.  

Menurutnya, di Kecamatan Pamulihan saja tersedia 259 Ha yang sudah mulai panen, tersebar di Desa Sukawangi dan Desa Pamulihan. 

“Saat ini, secara rutin 5 ton per hari memasok  aneka cabe ke pasar Jabodetabek. Ramadhan nanti, pasokan akan meningkat menjadi 10 - 20 ton per hari,” ujar Aceng.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang, Iwan Hermansah. Iwan menyatakan bahwa pasokan cabe pada HBKN aman. 

Iwan bilang, luas tanam aneka cabe tahun 2022 ada 1.000 Ha yang tersebar di Kecamatan Pamulihan, Cimanggung, Sukasari, Rancakalong, dan Tanjungsari.

“Perkiraan luas panen cabe mulai April sekitar 400 Ha, termasuk yang ada di Kecamatan Pamulihan. Pasokan pasar ke Jakarta rata-rata 35 ton per hari,” jelas Iwan.

Champion Cabe asal Garut, Sumarna mengungkapkan, menghadapi masa Ramadhan dan Idul Fitri, kebutuhan Jabodetabek dapat terpenuhi. Dari sisi harga, Sumarna menyatakan harga masih cukup aman, berkisar antara Rp 25.000-Rp 33.000 per kilogram, karena pengiriman ke Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) masih lancar.

Ramadhan, perkiraan pengiriman ke PIKJ sekitar 5-10 ton per hari untuk cabe rawit merah. Kalau cabe keriting bisa sampai 30 ton per hari. 

“Kalaupun nanti ada kenaikan harga, kemungkinan H-2 hingga H+2 Lebaran saja sepertinya, karena petani kan mulai libur memetik. Setelah itu normal kembali," terang Sumarna.

Sumarna menambahkan, untuk menghadapi HBKN tahun 2022 dan 2023, pihaknya mengatur pertanaman di Oktober dan Februari 2023 agar pasokan aneka cabe tetap tersedia.

Menurutnya, menghadapi HBKN di tahun 2022 dan 2023 ini, pihaknya akan mengatur pertanaman di bulan Oktober seluas 40 ha dan di bulan Februari 2023 seluas 15 ha. 

“Ini dilakukan agar pasokan aneka cabe tetap tersedia. Potensi produksi diperkirakan mencapai 275 ton. Jadi, kami siap untuk amankan pasokan aneka cabe di bulan Ramadhan maupun HBKN lainnya," tutup Sumarna. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: