Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Didepan DPR, IDI Bongkar Disertasi Terapi Cuci Otak Terawan: Susah Diterima dengan Nalar!

Didepan DPR, IDI Bongkar Disertasi Terapi Cuci Otak Terawan: Susah Diterima dengan Nalar! Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Kemudian, obat yang digunakan juga bukan obat yang berfungsi untuk meluruhkan gumplaan tersebut.

"Jadi timbul masalah besar di situ. Kemudian, yang melakukan uji klinik ini adalah penelitian yang tidak punya kelompok pembanding, tidak punya kelompok kontrol, kata dia.

Baca Juga: "Meledak-ledak" ke IDI Soal dokter Terawan, Pertanyaan Anggota DPR Dinilai Hanya Bersifat Politis

Prof Rianto mempertegas, bahwa di dalam metode ilmu pengetahuan, sulit untuk bisa menerima uji klinik yang tidak punya kelompok pembanding. Bahkan, menurut Prof Rianto disertasi dokter Terawan memiliki desain penelitian yang cacat besar.

"Yang ketiga beliau menggunakan tolok ukur keberhasilan menggunakan parameter surrogate, parameter yang kita sebut parameter pengganti, yaitu pelebaran pembuluh darah atau evoke harusnya suatu uji klinik yang baik tolok ukur tidak boleh itu, tapi perbaikan yang betul betul dirasakan oleh pasien," kata Rianto.

Lebi lanjut, Prof Rianto menjelaskan, bahwa dasar dalam penentuan 75 sampel yang dipilih dokter Terawan juga tidak jelas. Kemudian, dokter Terawan juga menggunakan suatu prosedur diagnostik untuk prosedur terapeutik.

"Ini kalau boleh saya analogikan ada orang batuk darah dokter mengatakan kamu rontgen dulu setelah dirontgen itu dibilang enggak ada pengobatan lain,  ronsen itu lah pengobatannya. Jadi beralih fungsi yang sama sekali susah diterima dengan nalar kita," kata dia.

Baca Juga: Singgung Dugaan Elite IDI Mau "Tendang" dokter Terawan, Orang DPR Minta untuk Menyatukan Potensi

“Saya dalam hal ini mengatakan, hormat saya yang setinggi-tingginya pada Unhas, dan hormat saya pada tim pembimbing mereka, karena mereka sebetulnya tahu sejak semula, cuma mereka terpaksa mengiyakan karena konon ada tekanan eksternal yang saya sama sekali tidak tahu itu bentuknya apa,” tutupnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: