Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Formula E Sebentar Lagi, PSI Mewanti-Wanti

Formula E Sebentar Lagi, PSI Mewanti-Wanti Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta panitia penyelenggara balapan Formula E tidak membuat malu pemerintah Jakarta dan Indonesia. Banyaknya kelemahan di setiap tahapan termasuk pembangunan sirkuit balapan membuat Anggara berharap penuh pada panitia. 

Politisi PSI DKI itu mengatakan, sejak awal, fraksinya menolak penyelenggaraan balapan mobil listrik dengan berbagai alasan mendasar. 

Baca Juga: Wagub DKI Ungkap Pengaspalan Sirkuit Formula E Akan Rampung Sedikit Lagi

"Kami kan memang yang pertama dan dari awal menolak secara konsisten Formula E. Terlihat juga persiapan bermasalah sana-sini," katanya. 

Dia menjelaskan, berbagai upaya dan masukan telah mereka sampaikan kepada Pemprov DKI maupun kepada panitia penyelenggara melalui PT Jakarta Propertindo. Tetapi, pemerintah DKI tetap berkukuh untuk menyelenggarakan even tersebut. 

"Sekarang ya sudah, jaga aja nama baik Jakarta dan Indonesia kalau mau tetap lanjut. Jangan sampai, kita udah keluar uang banyak, lalu harus menanggung malu. Kami yakin semua pihak komit," kata Anggara. 

Sebelumnya, dia juga mengkritik mundurnya jadwal pengumuman tarif tiket nonton balapan formula E dari jadwal sebelumnya. Hal itu, kata dia, Lagi-lagi membuktikan bahwa panitia penyelenggara dan pelaksana proyek sirkuit semakin panik. 

"Paniknya makin keliatan, semuanya jadi tampak tidak jelas," kata Anggara kemarin.

Baca Juga: Anies Baswedan Siap-Siap, Jangan Parno Saat Ditanya

Selain itu, Ara, sapaan akrabnya, meminta penentuan harga tiket dilakukan dengan perhitungan yang tepat. Dia mengingatkan agar pemasukan dari tiket dapat menutupi biaya yang sudah dikeluarkan dari APBD. Namun, jika dihitung secara sederhana pendapatan tiket Formula E tidak akan dapat mengganti pengeluaran dari APBD.

"Jika kita ambil rata-rata harga tiket seharga Rp 1 juta rupiah dengan kapasitas 50.000 orang, dalam tiga tahun kita hanya dapat 150 miliar. Nggak akan bisa ganti pengeluaran APBD, apalagi untung," pungkas Anggara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: