Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tebar Ancaman Maut, Rezim Kim Jong Un Serius Gelar Uji Coba Senjata Nuklir

Tebar Ancaman Maut, Rezim Kim Jong Un Serius Gelar Uji Coba Senjata Nuklir Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Departemen Luar Negeri Korea Utara menebar ancaman maut pada Rabu (6/5/2022) dengan mengatakan bahwa pihaknya merencanakan uji senjata nuklir pertama minggu depan.

Pengujian yang dikatakan berlangsung pada 15 April itu adalah pertama dalam 5 tahun terakhir.

Baca Juga: Adik Kim Jong Un Bilang Syarat Tidak Perang Bisa Gugur Jika Korea Selatan Inisiasi Hal ini

Sung Kim, Perwakilan Khusus untuk Kebijakan Korea Utara, mengatakan Washington berpikir Pyongyang merencanakan pertunjukan besar dari peningkatan kapasitas senjata nuklirnya pada liburan tahunan minggu depan.

Momen itu adalah perayaan peringatan 110 tahun kelahiran Kim Il Sung, yang mendirikan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) modern.

"Kami khawatir sehubungan dengan peringatan 15 April mendatang, DPRK mungkin tergoda untuk mengambil tindakan provokatif lainnya," kata Kim kepada wartawan, merujuk pada peluncuran uji coba rudal balistik Korea Utara baru-baru ini.

Meski mengaku tidak ingin berspekulasi terlalu banyak, tapi dia meyakini  Korea utara bisa melakukan uji coba nuklir.

Korea Utara telah menguji senjata nuklir beberapa kali mulai tahun 2006, dan uji coba terakhirnya adalah pada tahun 2017.

Pyongyang terus mengabaikan tawaran Washington untuk melanjutkan diskusi tentang penghapusan semua senjata nuklir dari semenanjung Korea, kata Kim.

"Kami belum menerima tanggapan dari Pyongyang, yang sangat mengecewakan, karena kami telah mengirim beberapa pesan, baik publik maupun pribadi, mengundang mereka untuk berdialog tanpa syarat apa pun," katanya.

Alih-alih, lanjutnya, Korea Utara telah memulai serangkaian uji coba rudal yang baru-baru ini memuncak dalam setidaknya tiga peluncuran ICBM. 

“Tindakan ini menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas regional,” katanya.

Kim juga mengatakan bahwa China dan Rusia tidak membantu upaya Presiden Joe Biden untuk memulai kembali pembicaraan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Pembicaraan yang ditujukan untuk menahan ancaman nuklir Pyongyang sempat dilakukan di bawah pemerintahan Donald Trump AS sebelumnya, tetapi kemudian berhenti.

Setelah Biden menjabat, Korea Utara memulai serangkaian uji coba rudal, 13 uji coba, yang memuncak bulan lalu dengan uji coba rudal balistik yang berpotensi mengirimkan hulu ledak nuklir ke Amerika Serikat bagian timur.

Tes tersebut telah membuat khawatir tetangga dekat Korea Utara, Korea Selatan dan Jepang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: