Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Goncangan di Tengah Proses Pemulihan Ekonomi, Ini Kata Kemenko

Goncangan di Tengah Proses Pemulihan Ekonomi, Ini Kata Kemenko Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko), Susiwijono Moegiarso mengungkapkan kondisi perekonomian dunia sudah di tahap pemulihan sejak tahun 2021 lalu. Namun demikian, akhir-akhir ini banyak terjadi dinamika global, dan yang tentunya ini akan memengaruhi pemulihan ekonomi Indonesia.

"Pertama, mulai terjadinya potensi stagnanasi pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang cukup tinggi. Dan kedua yang kita tahu, juga terjadi geopolitik konfliknya rusia dengan ukraina, ini semakin memperberat resiko global dan memicu volatilitas dari harga-harga komoditas utama dunia," ujarnya dalam Media Briefing 'BLT Minyak Goreng' pada hari ini, Jum'at (8/4/2022).

Baca Juga: Ekonomi Masyarakat Belum Pulih, Pengamat: Pemeritah Tidak Bisa Kurangi BBM Subsidi

Susiwijono juga mengungkapkan, sebelumnya OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berpotensi akan turun minus 1%. Jadi turun dari sekitar 4% menjadi 3%. Sementara untuk inflasi akan naik cukup tinggi, naik sekitar 2,5% atau dari 4% menjadi 6,5%. 

"Kita tahu harga komoditas semakin meningkat, harga energi dunia (mulai gas, batu bara, minyak), dan juga harga pangan dunia yang sudah meningkat cukup tinggi (mulai CPO, gandum, jagung). Semua itu terus mengalami tren peningkatan, dan indonesia tidak luput dari dampak tersebut, baik dampak secara langsung maupun dampak secara tidak langsung. Ini semacam menjadi situasi yang extraordinary lanjutan dari pandemi Covid-19 yang sebenarnya di Indonesia sudah mulai mereda akhir-akhir ini," kata Sekretaris Kemenko, Susiwijono.

Ia juga menegaskan, sangat diperlukannya berbagai upaya baik dari sisi supply maupun dari sisi demand.

"Penyesuaian harga komoditas domestik terhadap harga-harga dunia memang harus terus dilakukan seiring dengan kenaikan harga di tingkat global tadi, melalui penyesuaian harga dan pemberian subisidi, namun yang sangat penting juga yang harus bersamaan dilakukan adalah menjaga bantalan sosial kita, terutama kepada kelompok menengah kebawah  yang mencakup 40% penduduk Indonesia yang terbawah," ujarnya.

Baca Juga: Dirjen Bina Bangda Kemendagri: RKPD Harus Pacu Laju Pertumbuhan Ekonomi Bali

Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah hingga saat ini tentu saja bertujuan untuk meringankan beban serta menjaga daya beli masyarakat, dan yang tidak kalah penting juga menjaga situasi sosial yang kondusif seiring dengan kenaikan-kenaikan harga tersebut, menurut Susiwijono.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: