Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Pelayanan, PLN Pastikan Sistem Digital Rantai Pasok Kelistrikan Makin Optimal

Tingkatkan Pelayanan, PLN Pastikan Sistem Digital Rantai Pasok Kelistrikan Makin Optimal Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) melakukan penyempurnaan sistem digital rantai pasok material kelistrikan terpadu demi meningkatkan kecepatan dan ketepatan layanan kepada pelanggan. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memastikan perseroan akan terus berupaya dalam meningkatkan pelayanan dan memperbaiki proses bisnis.

Baca Juga: PLN Tawarkan Penambahan Daya untuk Rumah Ibadah, Simak Syaratnya

"Dari yang kami lihat, memang butuh perbaikan untuk tata kelola rantai pasok material kelistrikan ini. Dari tata kelolanya, kita harus membangun sistem informasi manajemen,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (10/4/2022).

Darmawan menjelaskan, digitalisasi rantai pasok material kelistrikan sangat penting bagi PLN, sebab jumlah material yang dikelola di gudang-gudang PLN sangat banyak dan bervariasi sehingga mustahil bisa dilakukan pengelolaan dengan baik jika dilakukan secara manual.

"PLN memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan pelayanan prima kepada lebih dari 82 juta pelanggan. Diperlukan sistem informasi rantai pasok material kelistrikan yang terpadu agar setiap permintaan pelanggan, mulai dari keluhan, penyambungan baru, hingga tambah daya dapat dilayani dengan cepat," ujarnya. 

Baca Juga: Erick Thohir Minta PLN Garap Bisnis Diluar Kelistrikan

Darmawan melanjutkan, ketersediaan material sudah memadai dan sistem digital telah diterapkan masih perlu perbaikan di berbagai aspek. Pergerakan material mulai dari diterima oleh Unit Induk dari Pabrikan, didistribusikan ke UP3, ULP, hingga ke petugas di lapangan telah menggunakan Aplikasi Gudang Online dan SAP.

Namun, masih perlu ada perbaikan dari sisi material Fast Moving karena ditemukan adanya disparitas antara jumlah stok yang ada di aplikasi dengan jumlah stok real di dalam gudang. Hal ini berdampak pada tidak akuratnya perencanaan pengadaan material.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: