Beberapa waktu terakhir, Indonesia dan Malaysia sebagai produsen utama dunia mencatatkan kenaikan ekspor minyak sawit.
Palm Oil Analytics, Sathia Varqa, mengatakan bahwa hal ini didukung adanya permintaan yang kuat terhadap olein sawit, khususnya dari Timur Tengah dan negara-negara dengan populasi muslim yang besar untuk memenuhi permintaan yang meningkat menjelang bulan puasa Ramadan.
Baca Juga: BPDPKS Kenalkan Proses Produksi Produk Hilir dan Digitalisasi Sawit kepada Petani dan UMKM
Lebih lanjut disampaikan Varqa, negara-negara seperti Mesir, Iran, dan Arab Saudi yang biasanya bergantung terhadap minyak bunga matahari harus beralih membeli kelapa sawit untuk memenuhi permintaan musiman yang cukup tinggi.
Dilansir The Edge Markets pada Senin (11/4), pasokan minyak bunga matahari global mulai berkurang pasca-invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini mengakibatkan terganggunya pasokan minyak nabati dari wilayah utama Laut Hitam sehingga mengharuskan pembeli untuk mencari alternatif minyak nabati lain.
Kondisi tersebut turut mendorong harga minyak sawit ke rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
"Pada bulan April, kenaikan produksi yang berkelanjutan dibantu oleh prospek cuaca yang baik akan menjaga harga di bawah tekanan, tetapi perilaku harga minyak mentah akan menjaga harga sawit tetap terkendali," kata Varqa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum