Wong Cilik Digadang bakal Coblos Manny Pacquiao, Ini Alasannya
Mantan petinju yang beralih menjadi politisi Filipina, Manny Pacquiao, mengklaim cocok jadi presiden pengganti Rodrigo Duterte. Pacquiao enggan mundur dari pertarungan Pilpres 2022 meski popularitasnya rendah.
Pacquiao, satu-satunya pemegang gelar dunia tinju di delapan divisi berbeda. Ia pensiun dari tinju pada September 2021 untuk fokus di politik. Olahraga itu memberinya kekayaan dan mengubah nasibnya dari keluarga miskin.
Baca Juga: Filipina Murka Gegara Ulah Kapal China di Laut China Selatan, Apa Itu?
Pacquiao mengatakan, dia tidak terpengaruh dengan peringkatnya yang rendah dalam jajak pendapat. Ia yakin, kaum marginal (wong cilik) akan mencoblos atau memberikan suara untuknya.
Menurutnya, latar belakang hidupnya yang miskin menjadikannya kandidat terbaik untuk menjadi presiden. Sebab, dia mengerti bagaimana rasanya menjadi miskin.
“Jika kita akan membahas kemiskinan, itu bukan konsep abstrak bagi Manny Pacquiao. Saya merasakan dan menjalani itu dan itulah mengapa saya ingin mengangkat orang keluar dari kemiskinan,” tegasnya.
Berdasarkan polling yang dilansir Reuters, kemarin, popularitas pria yang akrab disapa Pacman ini hanya 6 persen. Dia jauh tertinggal dari kandidat terkuat, Ferdinand Marcos Jr, yang mendapat dukungan sebesar 56 persen responden.
Meski kalah jauh, Pacman mendorong para pemilih mencoblosnya menjadi presiden. Dan tidak memilih presiden yang memiliki sejarah keluarga koruptor. Dia mempertanyakan banyaknya warga Filipina mendukung Marcos Junior. Padahal, keluarganya tercatat sebagai diktator dan merampas uang rakyat.
“Akar masalah negara ini adalah korupsi dan kita memilih kandidat presiden dari latar belakang keluarga koruptor? Apa yang salah dengan negara ini? “ ujar Pacman dalam wawancara bersama Reuters, Kamis (7/4).
Pacquaio yang menjadi senator ini mengusung pemberantasan korupsi sebagai jargon utama kampanyenya. Dia berjanji akan mengembalikan miliaran dolar yang hilang sejak jatuhnya kediktatoran Ferdinand Marcos pada 1986. Keluarga Marcos dituduh menjarah sekitar 10 miliar dolar AS arau sekitar Rp 144 triliun selama dua dekade pemerintahan ayahnya.
Keluarga besar Marcos dikabarkan menghabiskan uang tersebut untuk perhiasan,membelireal estate dan karya seni termasuk milik Pablo Picasso dan Claude Monet.
“Mengapa kita miskin? Karena kami tidak punya uang? Salah. Karena korupsi,” tegas Pacquiao.
Kubu Marcos tidak menanggapi pernyataan Pacquiao. Marcos Junior pernah mengatakan, dia tidak bisa meminta maaf atas dosa yang diperbuat ayahnya.
Selain menyinggung Marcos Junior, Pacquiao juga menyerang Presiden Duterte. Dia berjanji tidak akan seperti Duterter, membiarkan Filipina ditekan China untuk isu Laut China Selatan.
“Kalau anda berani, kami para pelaut Filipina akan menghadapi anda secara langsung. Ditekan dan dirundung tidak ada dalam kamus kami,” tegas Pacquiao.
Duterte menghadapi kritik karena tidak mampu mengkonfrontasi China. Duterte beralasan bahwa kekuatan China bukan lawan Filipina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: