Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkait Pengeroyokan Ade Armando, Politisi PDIP Sebut Mereka Adalah Kelompok...

Terkait Pengeroyokan Ade Armando, Politisi PDIP Sebut Mereka Adalah Kelompok... Kredit Foto: Instagram/Ade Armando
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyoroti pengeroyokan Ade Armando yang dilakukan sekelompok massa di depan gedung DPR/MPR, pada Selasa (11/4/2022) sore kemarin.

Menurut Ahmad Basarah, ideologi kekerasan atas nama agama sudah menyusup di Indonesia.

Itu sebagaiman video pengeroyokan Ade Armando dimana sejumlah orang memekikkan kalimat tauhid ‘Laa Ilaaha Illallah’ dan Allahu Akbar saat melakukan kekerasan.

Baca Juga: Rektor dan Wakil Rektor UI Jenguk Ade Armando di RS Siloam

Ia menilai, jika ideologi ini dibiarkan, bisa sangat berbahaya bagi Indonesia.

 Sebab, para penganut ideologi tersebut selalu menjadikan sentimen agama sebagai tameng perjuangan politik mereka.

“Mereka membangun narai perlawanan terhadap lawan-lawan politik dengan mengeksploitasi kalimat tauhid atau teriakan ‘Allahu Akbar’ untuk membangkitkan solidaritas perkawanan dan perlawanan mereka,” ujar Ahmad Basarah dalam keterangannya, Selasa (12/4/2022).

Menurut Ahmad Basarah, semua elemen masyarakat dan lembaga negara yang menghendaki tereliminasinya ideologi kekerasan dan radikalisme di Indonesia tidak boleh tinggal diam menghadapi kenyataan ini.

Tindakan cepat harus dilakukan sebab bukan hanya Ade Armando. Siapa saja yang dianggap berlawanan dengan pikiran, misi, dan tujuan mereka bisa jadi korban vandalisme mereka.

Karena itu, ia menegaskan polisi harus tegas dan cermat dalam mengusut kasus ini.

“Siapa dalang di balik kasus yang mencemarkan demokrasi ini harus segera terbongkar. Dari situ, aparat dapat bekerja lebih mudah mencari akar masalah,” jelas Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu.

Ahmad Basaarah menilai, ada kelompok tertentu dalam sejarah Islam yang kerap menggunakan ideologi kekerasan atas nama agama.

Biasanya mereka cenderung menganggap semua lawan politik bersalah dan harus dibunuh atas nama Allah.

Untuk itu, kalimat suci ‘Laa Ilaaha Illallaah’ dan ‘Allahu Akbar’ bisa dengan mudah mereka selewengkan demi mencapai kepentingan sesaat mereka.

“Jika mau jujur, mereka yang terlibat adu argumentasi dengan Ade Armando adalah tipe kelompok Islam berpikiran pendek itu,” ujarnya.

“Mereka tak mau diajak berdiskusi ilmiah dan cenderung ingin menang sendiri. Diajak diskusi baik-baik mereka malah meneriakkan kata munafik dan pengkhianat, lalu menyerang fisik,” sambungnya.

Menurut Dosen Universitas Islam Malang ini pun mengajak semua elemen bangsa untuk bersama-sama menghadapi predator demokrasi yang membawa ideologi kekerasan atas nama agama itu.

Atas nama agama, mereka bisa menyerang siapa saja dengan satu keyakinan bahwa mereka bakal masuk surga yang mereka yakini sebagai ganjarannya.

“Saya tidak yakin kasus Ade Armando ini terjadi secara kebetulan. Para pelakunya sangat ideologis, kompak menyerang saat di lapangan,” tuturnya.

“Jika benar kasus ini bukan kebetulan, polisi harus mengungkap jaringan kekerasan yang menjadi musuh demokrasi ini, sampai ke akar-akarnya, tanpa pandang bulu,” tegasnya.

Ketua DPP PDIP ini menambahkan, masyarakat beradab termasuk para mahasiswa yang berdemonstrasi seharusnya mengecam tindakan barbar yang hampir membunuh Ade Armando itu.

Para mahasiswa mestinya menunjukan sikap solidaritas kemanusiaannya kepada Ade Armando. Sebab tujuan mulia mereka melakukan demonstrasi telah diselewengkan dan dirusak oleh kelompok anti demokrasi.

Atas pengeroyokan Ade Armando itu, lanjutnya, citra mahasiswa jadi rusak.

“Saya tidak yakin ada mahasiswa yang mau mengeroyok dosen mereka sendiri di tengah jalan,” ucap dia .

Menurutnya, mahasiswa juga tidak bisa diam saja dengan aksi-aksi yang mencederai aksi demo mahasiswa.

“Seharusnya para mahasiwa juga protes dan menuntut agar kasus ini diusut tuntas agar jelas apakah demonstrasi mereka ditunggangi pihak tertentu atau tidak,” tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: