Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantap! Penjualan MAPA Melonjak di Kuartal ke-4

Mantap! Penjualan MAPA Melonjak di Kuartal ke-4 Kredit Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), anak perusahaan dari PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), yang bergerak di bisnis ritel sports, kids dan leisure, hari ini mengumumkan kinerjanya untuk FY’21 dan Q4'21.

Pendapatan bersih untuk tahun 2021 tercatat sebesar Rp6 triliun, meningkat 26,4% dari Rp4,8 triliun pada periode yang sama di tahun 2020. GPM naik sebesar 280 bps menjadi 42,8% dari 40%. Laba usaha tumbuh 499,1% menjadi Rp479,5 miliar dari Rp80 miliar. EBITDA meningkat 56,5% dari Rp704,4 miliar menjadi Rp1,1 triliun, sedangkan laba bersih melonjak menjadi Rp230,4 miliar dari Rp4,3 miliar dibanding periode yang sama di tahun lalu.

Baca Juga: Tinggalkan Karir Mapan di Kanada, Gaery Undarsa Yakin dengan Potensi Indonesia

MAPA melaporkan pendapatan bersih sebesar Rp2,2 triliun untuk Q4'21, naik 140,9% dari Rp930,8 miliar yang tercatat di Q3'21. GPM naik 350 bps dari 40% di Q3 menjadi 43,5% di Q4. Sementara MAPA mencatat laba usaha sebesar Rp384,7 miliar dibanding rugi usaha Rp94,5 miliar di Q3'21. EBITDA menjadi Rp551 miliar dari Rp55,6 miliar; dengan laba bersih Rp245,3 miliar dari rugi bersih Rp107,2 miliar di Q3'21.

Terdapat peningkatan kinerja dari kuartal ke kuartal di mana penjualan tumbuh sebesar 140,9%, dan gross margin naik sebesar 3,5%. Momentum kategori Running, Golf, Lifestyle, dan Kids mendorong permintaan di mana para konsumen menunjukkan peningkatan antusiasme belanja selama periode liburan. Selain itu, lonjakan pada pendapatan menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi pada inventory secara keseluruhan, dengan level inventory days berada pada level terbaiknya sejak awal pandemi.

Menanggapi kinerja perusahaan, Ratih D. Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group menyatakan, “Kinerja kami pada Q4 yang sangat baik menunjukkan langkah besar dalam pemulihan perusahaan dari pandemi. Strategi kami telah berjalan baik dari segi merchandising, perencanaan, dan analisa data. Hal ini juga didukung oleh pemulihan ekonomi secara bertahap, sehingga menghasilkan penjualan yang signifikan dan pertumbuhan yang menguntungkan selama Q4. Kami telah mempersiapkan bisnis MAPA untuk menyambut pertumbuhan yang pesat pada tahun 2022.”

MAPA terus mencapai kemajuan yang menggembirakan dengan program CRM MAP CLUB, melalui peningkatan berkelanjutan pada pemahaman kebutuhan setiap anggota, dengan produk yang sesuai berdasarkan usia, gender, dan brand favorit mereka. Hal ini tercermin dari peningkatan penjualan dan rata-rata nilai transaksi.

Ratih mengungkapkan, “Kuartal terakhir tahun 2021 menunjukkan kekuatan dan konsistensi model bisnis MAP Active di mana kami memaksimalkan kinerja para brand partners, dengan memanfaatkan semua kemampuan unik perusahaan, mulai dari keunggulan operasional hingga manajemen data, dan untuk melayani kebutuhan para pelanggan.”

Ratih menekankan bahwa pandemi tidak menghalangi rencana ekspansi regional MAPA dengan para brand partners pilihan. Selama Q4'21, perusahaan membuka 24 gerai di Indonesia, 8 gerai di Filipina, dan 5 gerai di Vietnam antara lain brand seperti Skechers, Converse, FitFlop, Lego, Dr. Martens, dan New Balance. Sebuah kanal online untuk Converse serta sejumlah online marketplace pihak ke-3 juga diluncurkan.

“Memaksimalkan 'branded commerce' dengan para brand partners terbaik, merupakan tujuan utama kami di kawasan ini. Tim kami terus mengoptimalkan pertumbuhan semua kanal, baik melalui gerai flagship offline, kanal brand online, maupun shop in shop di marketplace. Semuanya terintegrasi oleh program ONE DATA yang memberikan perspektif unik pada tempat pilihan seluruh pelanggan kami untuk berbelanja,” ujar Ratih menambahkan.

Baca Juga: Gaya Pemimpin Chechnya Pakai Sepatu Bot Seharga Rp22 Juta Memikat Perhatian Publik

Ratih mengingatkan bahwa masih terdapat ketidakpastian seputar Covid-19, khususnya dengan adanya ledakan kasus Omicron di Asia Tenggara. Hal ini menimbulkan dampak yang saat ini tengah berlangsung dan masih berkembang, terutama pada supply chain global dari para supplier dan jasa logistik. Sehingga, terdapat potensi dampak pada bisnis di Semester 1 tahun 2022, termasuk adanya kemungkinan penutupan gerai dalam kawasan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: