Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kejar Uang dan Cuek ke Risiko, Purnawirawan Etiopia Siap Gabung Perang Rusia

Kejar Uang dan Cuek ke Risiko, Purnawirawan Etiopia Siap Gabung Perang Rusia Kredit Foto: Instagram/Russian Army
Warta Ekonomi, Addis Ababa, Ethiopia -

Ratusan warga Etiopia memadati gerbang Kedutaan Besar Rusia di ibu kota Addis Ababa, untuk menyerahkan surat kepercayaan mereka sebagai mantan tentara dan pergi berperang bersama pasukan Rusia di Ukraina. Salah satu mantan tentara Tarekegn Wassie, ikut mengantre dan mendaftarkan diri.

“Saya mendengar bahwa pendaftaran sedang berlangsung di kedutaan.  Beberapa mengatakan itu adalah pekerjaan untuk perusahaan keamanan swasta Rusia, yang lain mengatakan itu untuk bergabung dalam mendukung tentara Rusia. Bagaimanapun, saya di sini mencoba keberuntungan," ujar Tarekegn dilansir Anadolu Agency, Selasa (19/4/2022).

Baca Juga: Publik yang Tak Suka Amerika Cenderung Simpati ke Rusia, Begini Kata Survei

Tarekegn memiliki pengalaman bertempur dalam perang  Ethiopia-Eritrea dari 1998 hingga 2000. Dia memegang dokumennya erat-erat di depan kedutaan. Sebagian besar pelamar merupakan pria berusia pertengahan tiga puluhan dan awal empat puluhan.

“Saya mencintai Rusia dan jika itu memberi saya penghasilan yang lebih baik, biarkan itu terlepas dari risiko yang ada,” kata Tarekegn.

Sebagian besar pelamar mengatakan, motif mereka untuk mendaftar adalah masalah ekonomi. Mereka ingin memiliki kehidupan yang lebih baik untuk keluarga mereka.

Kedutaan Besar Rusia membantah soal itu perekrutan. Pemerintah Ethiopia sejauh ini bungkam tentang masalah pendaftaran tersebut.

"Terima kasih telah datang ke sini untuk menunjukkan dukungan bagi Rusia, tetapi kami memiliki cukup tentara dan layanan Anda mungkin tidak diperlukan saat ini,” ujar seorang atase di Kedutaan Rusia kepada kerumunan.

Sejumlah dokumen asli keluar dari gedung kedutaan. Sementara dokumen lainnya sedang dikumpulkan dan dibawa melalui sebuah ruangan kecil, yang terhubung dengan pintu masuk utama.

Di sisi lain, ada laporan yang menuduh bahwa Ukraina telah berusaha merekrut tentara Afrika. Laporan ini mendapat kecaman dari Nigeria, Senegal, dan Aljazair.

Menurut perkiraan PBB, etidaknya 2.072 warga sipil telah tewas dan 2.818 terluka di Ukraina. Sementara lebih dari 4,9 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke negara lain, dan lebih dari 7 juta mengungsi secara internal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: