Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengintip Persiapan GPDRR 2022 di Nusa Dua Bali

Mengintip Persiapan GPDRR 2022 di Nusa Dua Bali Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertemuan internasional Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang akan digelar di Nusa Dua, Bali, pada 23-28 Mei mendatang, akan mengangkat topik resiliensi bangsa dalam upaya membangun ketangguhan serta pemulihan dari pandemi Covid-19.

Gelaran ini rencananya akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

"Pemerintah Indonesia akan membagikan pengalaman maupun praktik penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana serta membangun resiliensi bangsa," kata Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat konferensi pers virtual, Jumat (22/4).

Baca Juga: Persiapan GPDRR 2022, Menko PMK dan BNPB Lakukan Pertemuan Perwakilan Khusus Sekjen PBB

Pokok dari resiliensi berkelanjutan yang dimaksud mencakup enam aspek utama, yaitu penguatan integrasi kebijakan, strategi pengurangan risiko bencana tingkat global hingga lokal, penguatan perencanaan dan penganggaran pengurangan risiko atau pembiayaan risiko, inklusivitas peran dalam membangun ketangguhan, serta inovasi dan teknologi pengurangan risiko bencana.

Selain itu, Raditya mengungkapkan pemerintah juga akan mengusulkan lahirnya Deklarasi Bali pada kegiatan tersebut.

"Deklarasi Bali ini untuk memperkuat kemitraan menuju ketangguhan atau resiliensi yang berkelanjutan, atau sustainability resilience," jelas dia.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan Bali siap menyambut ajang pertemuan internasional GDPRR 2022.

"Secara teknis, kami sudah sangat siap dari segi tempat pertemuan, sarana prasarana telah tersedia dengan sangat memadai," ungkapnya.

Dia juga memastikan kondisi pandemi Covid-19 di Bali saat ini terbilang sangat landai dan stabil. Hal ini menunjukkan Bali dalam kondisi yang aman untuk menggelar acara internasional.

"Bali telah memiliki pengalaman yang cukup memadai untuk men-support pertemuan skala internasional. Seperti IMF yang dinilai para peserta sebagai pertemuan paling berhasil dari pertemuan yang sebelumnya dilaksanakan," tutur dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: