Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Omicron di China Makin Parah, Saham Alibaba Cs Terjun Bebas, Udah Merah Makin Merah!

Omicron di China Makin Parah, Saham Alibaba Cs Terjun Bebas, Udah Merah Makin Merah! Kredit Foto: Reuters/Lai Seng Sin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Situasi Covid-19 yang memburuk di China membebani pasar saham negara itu. Deretan perusahaan milik miliarder teknologi termasuk Alibaba, JD.com, dan NIO mencatatkan penurunan tajam pada hari Senin kemarin di tengah kekhawatiran bahwa penguncian dapat menyebar ke Beijing.

Saham Alibaba milik Jack Ma turun 4% dalam perdagangan premarket AS, dengan saham JD.com 3% lebih rendah dan NIO menyusut 4,5%.

Melansir Barrons di Jakarta, Selasa (26/4/22) kontrak berjangka yang melacak indeks S&P 500 berada 0,9% menjadi merah, sebagai perbandingan, dengan Nasdaq Composite yang berfokus pada teknologi siap turun 0,8%. Di perdagangan Asia, Shanghai Composite anjlok 5,1% dan Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir 3,7% lebih rendah.

Baca Juga: Forbes Keluarkan Bukti Akurat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Bukan Miliarder!

Gelombang infeksi Covid-19 telah menyebabkan penguncian yang ketat dan ekstensif di Shanghai, pusat keuangan China sejak Maret. Kebangkitan virus corona di seluruh negeri juga membatasi beberapa produksi industri. Varian Omicron yang sangat menular terus menyebar, dan kekhawatiran meningkat bahwa ibu kota China, Beijing, akan segera dikunci.

“China terus menggandakan kebijakan tanpa toleransi Covid-19, dengan pihak berwenang di Shanghai mengatakan bahwa pembatasan mobilitas yang ketat akan diperpanjang,” kata Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management. “Beijing telah memerintahkan pengujian massal terhadap penduduk di distrik terbesarnya akhir pekan ini, membuat banyak orang menimbun makanan sebagai tindakan pencegahan.”

“Tanggapan China terhadap Omicron menghadirkan hambatan bagi pertumbuhan,” tambah Haefele. “Kami sekarang memperkirakan pertumbuhan PDB China menjadi 4,2% tahun ini.”

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: