Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika Jual Amunisi ke Ukraina Rp2,38 Triliun, Niatnya Membantu atau Cari Untung Ya?

Amerika Jual Amunisi ke Ukraina Rp2,38 Triliun, Niatnya Membantu atau Cari Untung Ya? Kredit Foto: US Army Photo/Carrie David Campbell
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat berencana menjual amunisi senilai USD 165 juta atau setara Rp 2,38 triliun ke Ukraina.

Rencana tersebut segera terealisasi setelah Departemen Luar Negeri AS pada Senin menggunakan deklarasi darurat.

Baca Juga: Pakar PBB: Amerika Berkontribusi pada Kesengsaraan Perempuan Afghanistan

Deklarasi tersebut untuk pertama kalinya digunakan selama Joe Biden menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, untuk menyetujui kemungkinan penjualan amunisi ke Ukraina.

Pentagon menyebut penjualan amunisi itu untuk membantu Ukraina mempertahankan diri terhadap invasi Rusia yang sedang berlangsung.

Pemerintah Ukraina telah meminta untuk membeli berbagai peluru yang disebut amunisi tidak standar, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan, merujuk pada amunisi yang tidak sesuai dengan standar NATO.

Pentagon mengatakan paket itu dapat mencakup amunisi artileri untuk howitzer, tank, dan peluncur granat seperti peluru 152mm untuk 2A36 Giatsint.

Kemudian, peluru 152mm untuk meriam D-20, VOG-17 untuk peluncur granat otomatis AGS-17, amunisi 125mm HE untuk peluru T-72 dan 152mm untuk 2A65 Msta.

"Ketika pasukan Ukraina menggunakan amunisi untuk mempertahankan negara mereka, kebutuhan amunisi harian mereka terus meningkat," kata seorang pejabat Deplu.

"Cadangan amunisi Ukraina yang sangat rendah di medan tempur menjadi salah satu alasan pejabat Deplu mengatakan ada keadaan darurat.

Deklarasi darurat tidak digunakan sejak 2019 ketika pemerintahan Trump memberi tahu komite di Kongres bahwa mereka akan melanjutkan dengan 22 penjualan perangkat militer ke Kerajaan Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Yordania.

Keputusan itu membuat marah anggota parlemen karena menghindari prosedur yang sudah lama dijalankan Kongres untuk meninjau penjualan senjata utama.

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan ke Ukraina itu pada Minggu.

"Pemerintahan Biden tampaknya berargumen melawan agresi Rusia adalah demi kepentingan keamanan nasional AS, yang tidak jauh berbeda dari apa yang dilakukan Trump terkait Iran dan penjualan ke sekutu AS di Timur Tengah pada 2019," kata Jeff Abramson dari Asosiasi Pengendalian Senjata.

Namun sejauh ini Ukraina memiliki dukungan bipartisan yang sangat luas.

"Jika penjualan senjata ini diberikan kepada negara dengan persetujuan yang kurang dari yang dibutuhkan, Anda akan mendapati anggota Kongres mengajukan pertanyaan apakah penjualan ini benar-benar darurat dari perspektif keamanan AS," kata Abramson.

Pentagon tidak mengidentifikasi kontraktor utama untuk penjualan senjata itu, tetapi mengatakan skema Pembiayaan militer asing akan digunakan untuk membayar amunisi-amunisi itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: