Kultur Muslim di Indonesia dan Malaysia Nyatanya Miliki Perbedaan, Ini Paling Kontras
Kredit Foto: Reuters/Zeba Siddiqui
Tipe Golongan Muslim
Menurut undang-undang dasar Malaysia, etnis Melayu harus beragama Islam. Tanpa kecuali. Tak peduli latar belakangnya apa. Ini tertulis di Pasal 160 yang mengatakan: “Melayu” berarti orang yang memeluk agama Islam, biasa berbicara bahasa Melayu, menyesuaikan diri dengan adat istiadat Melayu dan a) sebelum Hari Kemerdekaan lahir di Federasi atau di Singapura atau lahir dari orang tua yang salah satunya lahir di Federasi atau di Singapura, atau pada hari itu berdomisili di Federasi atau di Singapura; atau (b) adalah masalah orang tersebut.
Jadi ya, etnis Melayu harus beragama Islam. Jika tidak, tidak bisa dipanggil atau mengklaim diri sendiri Melayu.
Orang Melayu yang murtad juga tidak bisa dianggap orang Melayu. Berbeda dengan di Indonesia, orang Melayu Indonesia tidak harus memeluk Islam dan menjadi muslim.
Pendidikan Islam
Dalam bukun Islamic Eduction in Indonesia and Malaysia, karya Azmil Tayeb memaparkan perbedaan yang signifikan dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia dan Malaysia.
Secara umum, perbedaan tersebut terlihat dalam tiga hal. Pertama, lembaga pendidikan Islam di Indonesia lebih banyak daripada di Malaysia, bahkan jika dirasiokan dengan jumlah populasi muslim di masing-masing negara.
Di Indonesia terdapat 47.221 sekolah Islam, baik negeri maupun swasta, yang secara kasar berarti tersedia satu sekolah untuk 4.387 muslim. Sedangkan di Malaysia ada 1.804 sekolah Islam yang berada dalam ruang lingkup sistem pendidikan nasional, atau sekitar satu sekolah untuk 9.616 muslim.
Kedua, sebagian besar sekolah Islam di Indonesia yang dikelola dan dikelola oleh swasta yang biasanya berada di bawah yayasan-yayasan bentukan masyarakat atau individu, sedangkan di Malaysia mayoritas sekolah Islam berada langsung di bawah Kementerian Pendidikan atau Majlis Agama Islam Negeri.
Ketiga, terdapat tingkat perpaduan yang tinggi antar institusi yang menangani pendidikan Islam di Malaysia.
Sebaliknya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama tidak sejalan dengan nilai dan tujuan umum masa depan pendidikan Islam di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: