Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Perintah Jajarannya Kurangi Pembelian Produk Impor

Jokowi Perintah Jajarannya Kurangi Pembelian Produk Impor Kredit Foto: Antara/BPMI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kepada seluruh jajarannya untuk mengurangi pembelian produk impor demi peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Ia menyinggung banyaknya produk-produk yang bisa ditanam di dalam negeri tetapi hingga saat ini masih ada yang harus diadakan secara impor.

Jokowi mau kalau belanja barang modal dan jasa itu diarahkan kepada pembelian produk-produk dalam negeri. Pasalnya, potensi barang dan modal serta jasa di pemerintahan pusat itu mencapai Rp 526 triliun dan di pemerintahan daerah sebesar Rp 535 triliun.

Baca Juga: Tujuh Arahan Jokowi Hadapi Gejolak Ekonomi Global

"Artinya total sudah Rp 1.062 triliun plus BUMN Rp 420 triliun, ini angka yang besar sekali," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional RKP tahun 2022 yang disiarkan melalui YouTube Bappenas RI pada Kamis (28/4/2022).

Jokowi tidak mau besarnya angka tersebut malah digunakan untuk belanja barang-barang impor. Hal tersebut bisa menyebabkan produksi dalam negeri menjadi tidak berkembang.

"Arahkan semuanya pembelian ke produk-produk dalam negeri. Hilangkan, kurangi sebanyak-banyaknya pembelian produk impor," tuturnya.

Kepala Negara juga meminta adanya penyiapan untuk kapasitas produksi nasional dengan cara membuat kebijakan yang berpihak pada barang subtitusi impor yang memproduksi kebutuhan dalam negeri.

"Misalnya jagung masih impor tanam jagung, kenapa tanam jagung di manapun juga tumbuh, kenapa masih impor? Kedelai kita juga masih impor, padahal banyak daerah yang sesuai untuk penanaman kedelai," jelasnya.

Jokowi mau kalau seluruh jajarannya memprioritaskan pengembangan produk dalam negeri sekaligus memberikan pendampingan UMKM. Itu dimintanya supaya produk-produk dalam negeri bisa bersaing dengan produk-produk global.

"Sehingga bisa naik kelas untuk memenuhi standar-standar global, standar internasional," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: