Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Strategic Ahmad Khoirul Umam menilai peluang PKB dengan Partai Gerindra berkoalisi di Pilpres 2024 cukup terbuka.
Ahmad mengatakan, kedua partai tadi jika berkoalisi memenuhi ambang batas atau presidential threshold 20% dari suara sah Pemilu Legislatif. Pada tahun 2019, perolehan suara Partai Gerindra mencapai 12,57%, sedangkan PKB 9,67%. Sementara, calon presiden dan calon wakil presiden yang kemungkinan diusung kedua partai adalah Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.
Baca Juga: Silaturahmi Prabowo ke Tokoh-Tokoh Terkait Pilpres 2024? Ini Kata Gerindra
"Wacana Prabowo-Muhaimin tentu cukup menjanjikan (promising) sekadar untuk untuk membentuk koalisi asal jadi," kata Ahmad ketika dihubungi AKURAT.CO, Senin (9/5/2022).
Jika berkaca pada penyelenggaraan pemilu-pemilu sebelumnya, basis pemilih keduanya cenderung berbeda. Basis pendukung Prabowo didominasi oleh kalangan Islam konservatif, sementara PKB berasal dari kalangan Nahdliyin.
"Artinya, meskipun keduanya berdiri di atas basis pemilih loyal dari segmen Islam, namun karakter keislaman pendukung mereka cukup berbeda," ucapnya.
Meski begitu, Ahmad mengatakan belum tentu pemilih PKB akan mencoblos duet Prabowo-Muhaimin. Hal itu dikarenakan lantaran catatan eksploitasi politik identitas yang begitu kental di tahun 2019. Sehingga, PDIP sebagai partai terbesar harus merelakan jatah kursi wapres kepada perwakilan NU.
"Jadi, pasangan Prabowo-Muhaimin cukup menjanjikan untuk membentuk koalisi, namun efektivitas mesin politik yang dihasilkan cenderung tidak akan produktif dan optimal," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar