Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramadan dan Idul Fitri 2022 Diprediksi Kerek PDB Indonesia 0,14%

Ramadan dan Idul Fitri 2022 Diprediksi Kerek PDB Indonesia 0,14% Kredit Foto: Bank Mandiri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Mandiri memprediksi peningkatan belanja dan transaksi selama bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2022 dapat mendorong PDB Nasional sebesar 0,14 persen (ppt). Apalagi hal ini didukung oleh pelonggaran mobilitas sejalan dengan melandainya kasus Covid-19.

Merujuk pada data historis Mandiri Spending Index (MSI), kegiatan belanja beranjak naik paska Pemerintah berhasil menurunkan tingkat kasus Covid-19, yang dilanjutkan dengan kebijakan pelonggaran mobilitas pada pertengahan tahun 2021. 

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, signifikansi penanganan Covid-19 di Indonesia ini juga berhasil mengeskalasi pertumbuhan ekonomi pada periode Semester II 2022 ke level pemulihan yang berkelanjutan. Pihaknya optimis, pertumbuhan ekonomi di Indonesia memiliki ruang yang besar.

“Merujuk pada perhitungan Tim Riset Bank Mandiri, transaksi di sepanjang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri akan mendorong kenaikan PDB Nasional sebesar 0,14 ppt/ persen. Perbaikan ini juga akan merata ke semua daerah,” ujar Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Jakarta, Senin (9/5/2022). Baca Juga: Dukung UMKM, Bank Mandiri dan Pos Indonesia Kerjasama Cross Keagenan

Menurutnya, tren mobilitas masyarakat turut membuahkan perbaikan ekonomi di Daerah tujuan wisata. Tercermin dari perekonomian di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara yang berangsur membaik sejak Semester II tahun lalu. 

Sementara itu, tingkat kepercayaan masyarakat atau confidence level masyarakat yang membaik seperti yang ditunjukkan Belanja Masyarakat di luar Makanan dan Minuman. Data MSI menunjukkan proporsi belanja non makanan dan minuman sudah kembali ke atas 10% (rasio rata-rata sebelum Covid-19).

“Hal ini menunjukkan masyarakan lebih percaya diri bahwa ekonomi akan lebih baik ke depan sehingga mau membelanjakan di luar makanan dan minuman,” paparnya.

Optimisme ini juga selaras dengan pertumbuhan kredit konsumsi secara industri. Merujuk data Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit konsumsi mengalami pertumbuhan sebesar 6,0% pada bulan Maret 2022.

Faktor pendukung pertumbuhan ekonomi juga ditunjang dari kebijakan Pemerintah untuk mendorong investasi lebih merata di luar Jawa. “Pembangunan ke depan tidak hanya fokus ke Pulau Jawa dan Indonesia Bagian Barat, tetapi ke Luar Pulau Jawa dan Indonesia Bagian Timur. Kinerja pertumbuhan ekonomi regional menunjukan bahwa dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau di Luar Jawa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa,” jelas Andry.

Dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi daerah disertai dengan pemerataan pendapatan antara masyarakat di Luar Pulau Jawa dengan Pulau Jawa diharapkan akan semakin baik. Sebab dengan begitu, ketimpangan pendapatan antara wilayah Luar Jawa dan Pulau Jawa serta akan menurun sehingga dapat mendorong peningkatan ekonomi di daerah. Baca Juga: Bank Mandiri Catatkan Laba Bersih Kuartal I Rp10,03 Triliun di Tahun 2022

Menurut Andry, faktor yang akan mendorong ekonomi daerah akan dapat dipicu lewat  pembangunan infrastruktur yang semakin merata, pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. 

Terlepas dari itu, peningkatan penetrasi ekonomi digital juga perlu digencarkan agar semakin memperluas akses pasar dari sentra-sentra produksi di daerah bahkan sampai ke luar negeri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: