Kembali Berkuasanya Dinasti Politik Paling Terkenal di Asia
Puluhan ribu orang bergabung dengan curahan kesedihan, yang segera berubah menjadi gerakan pro-demokrasi. Mereka berkumpul di sekitar janda Aquino, Cory, yang menentang Presiden Marcos ketika dia menyerukan pemilihan cepat pada tahun 1986 untuk mencoba menenangkan kemarahan.
Marcos Sr mengklaim kemenangan meskipun kecurangan pemilu besar-besaran, memicu protes nasional yang melihat jutaan orang turun ke jalan. Demonstrasi, yang dijuluki Revolusi Kekuatan Rakyat, mengilhami protes di seluruh dunia dan menjadi gambaran yang menentukan dekade ini.
Baca Juga: Terkuak "Orang Kuat" di Balik Kemenangan Telak Duet Putra Diktator dan Putri Presiden
Pemberontakan, yang sebagian besar damai dan mendapat dukungan dari Gereja Katolik, akhirnya mendapat dukungan dari anggota senior tentara. Pasukan memberontak melawan Marcos Sr dan menolak menembaki massa.
Setelah empat hari kerusuhan massal, keluarga itu melarikan diri ke Hawaii dengan helikopter Amerika.
Marcos Jr, yang saat itu berusia 28 tahun dan di awal karir politiknya, ikut melarikan diri. Keluarga itu, menurut catatan resmi bea cukai AS, membawa peti-peti barang berharga, termasuk perhiasan, pakaian mewah, dan jutaan uang tunai.
Marcos Sr meninggal di pengasingan di Hawaii hanya tiga tahun kemudian pada tahun 1989.
Marcos Sr, istrinya Imelda dan kroni mereka menjarah sekitar $10 miliar (£8,1 miliar) uang publik saat berkuasa, ketika jutaan orang Filipina hidup dalam kemiskinan ekstrim. Hanya $4 miliar dari ini yang pernah ditemukan.
Imelda Marcos, mantan ratu kecantikan yang terkenal dengan koleksi barang-barang desainernya yang mewah, dikenal sering berkeliling dunia untuk membeli sepatu desainer. Koleksinya lebih dari 3.000 pasang, ditemukan di istana kepresidenan setelah keluarga itu melarikan diri, melambangkan kemewahan keluarga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto