Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga Minta Jaga Perubahan Iklim Agar PDB Dunia Tidak Turun

Airlangga Minta Jaga Perubahan Iklim Agar PDB Dunia Tidak Turun Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi -

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan kesadaran terhadap dampak negatif perubahan iklim harus terus terjaga agar target pada Perjanjian Paris dapat tercapai dan tidak mempengaruhi PDB.

“Kesadaran terhadap dampak negatif perubahan iklim harus terus dijaga. Kita komitmen untuk menurunkan 29% di tahun 2030, dan 41% dengan bantuan internasional,” kata Airlangga dalam Green Economy Indonesia Summit 2022: "The Future Economy of Indonesia" di Jakarta, kemarin.

Airlangga mengatakan jika target net zero emission tercapai, PDB dunia akan turun sebesar 10% di mana Asia Tenggara merupakan salah satu daerah ataupun regional yang beresiko tinggi.

Selain itu berdasarkan climate economic index juga menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat rentan, terutama ketika memasuki musim kemarau. Pemerintah pun khususnya melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah bersiap menghadapi kebakaran hutan.

Airlangga mengungkapkan untuk mewujudkan green economy juga didorong melalui G20 dengan membahas pembiayaan berkelanjutan untuk sumber pembiayaan yang berbasis pada pembangunan multilateral.

Baca Juga: Akhir April, Realisasi Anggaran PEN Baru 15,4% dari Pagu

Indonesia bersama Asian Development tengah membahas skenario pembangunan energi berbasis rendah karbon yang menghasilkan dari segi ekonomi.

“Diharapkan prototyping daripada PLTU bisa di finance dan ini sedang dibahas skenarionya dengan Asian Development Bank,” ujar Menko Airlangga. Lebih lanjut, dia menuturkan potensi energi baru cukup besar yaitu 442 giga watt untuk pembangkit listrik.

Energi terbarukan masih mempunyai tantangan dari segi teknologi seperti membangun hydro power yang hanya bisa dibangun di Kalimantan Utara dan Memberamo Papua saja. Namun, permintaan tertinggi berasal dari Pulau Jawa.

Selanjutnya pemerintah juga terus mendorong mekanisme transisi energi berupa perpajakan yang merupakan cap and trade dan cap and tax.

“Jadi perusahaan yang sudah komitmen untuk menghemat energi apabila dia lebih besar dari komitmen maka dia diberikan pajak yang akan diberlakukan untuk PLTU di tahun ini," tuturnya.

Di sektor transportasi, pemerintah juga berkomitmen untuk terus mendorong program mandatori biodisel dan penurunan energi yang diharapkan dapat mendorong sektor industri berbasis mobil listrik.

Airlangga mengatakan pemerintah juga tengah mencoba menurunkan biaya dari carbon capture dan storage melalui teknologi yang sama dengan injeksi amonia berupa kombinasi antara batu bara dan amonia. Sehingga biaya yang dibutuhkan menjadi 25 dolar AS per ton dari yang sebelumnya 100 dolar AS per ton.

Tak hanya itu, Presiden juga telah mengesahkan peraturan tentang nilai ekonomi karbon yang bertujuan untuk mendorong terciptanya industri-industri berbasis karbon netral.

“Industri hijau menjadi tujuan utama di masa transisi energi yang akan memberikan nilai tambah kepada ekonomi itu sendiri. Juga menyerap tenaga kerja yang berkeahlian tinggi,” ucap Airlangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: