Bikin Bergidik! Kim Jong Un Akui Korea Utara Lagi Kacau Akibat Covid-19
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Sabtu (14/5/2022) mengatakan, penyebaran Covid-19 telah mendorong negaranya ke dalam kekacauan besar. Kim menyerukan kepada semua pihak untuk mengerahkan upaya maksimal dalam mengatasi virus corona.
"Penyebaran epidemi ganas adalah kekacauan besar yang menimpa negara kita sejak didirikan," kantor berita negara KCNA, mengutip Kim dalam pertemuan darurat Partai Buruh yang berkuasa.
Baca Juga: Mengerikan, Sudah Ratusan Ribu Tumbang Akibat Covid-19 di Korea Utara
"Tetapi jika kita tidak kehilangan fokus dalam menerapkan kebijakan epidemi dan mempertahankan kekuatan, serta kontrol organisasi yang kuat berdasarkan kesatuan partai dan rakyat yang berpikiran tunggal dan memperkuat pertempuran epidemi kita, kita dapat lebih dari mengatasi krisis," ujar Kim menambahkan.
Korea Utara mencatat sekitar 280.810 orang dirawat, dan 27 kematian sejak demam yang tidak diketahui asalnya mulai muncul pada akhir April. Media pemerintah tidak mengatakan apakah kematian baru itu disebabkan oleh Covid-19.
Pada Jumat (13/5/2022), KCNA melaporkan satu kematian yang dikonfirmasi karena varian Omicron. Pertemuan darurat Partai Buruh mendengar laporan dari pejabat pengendalian epidemi bahwa dalam kebanyakan kasus, korban disebabkan oleh kelalaian termasuk overdosis obat karena kurangnya pengetahuan tentang metode pengobatan.
Sejak akhir April, sebanyak 524.440 orang telah menunjukkan tanda-tanda demam. Termasuk 174.440 kasus baru pada Jumat. Sekitar 243.630 telah dirawat, tetapi KCNA belum mengatakan berapa banyak orang yang telah diuji atau mengkonfirmasi jumlah total kasus Covid-19.
Kim mengatakan, krisis kesehatan disebabkan oleh ketidakmampuan organisasi partai. Penularan tidak dapat dikendalikan, dan negara harus memiliki keyakinan untuk mengatasi krisis dalam periode sesingkat mungkin.
Kim menawarkan untuk menyumbangkan persediaan medis, yang telah disimpan di rumahnya bagi keluarga yang mengalami kesulitan tertentu. Kim juga mengatakan, pejabat kesehatan harus belajar dari pengalaman negara-negara maju lainnya, termasuk pencapaian Cina dalam memerangi epidemi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: