Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komentari Kasus Ruhut, Teddy Gusnaidi: Yang Dihina Itu Siapa? Anies Baswedan atau Baju Adatnya?

Komentari Kasus Ruhut, Teddy Gusnaidi: Yang Dihina Itu Siapa? Anies Baswedan atau Baju Adatnya? Kredit Foto: Instagram/Teddy Gusnaidi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, ikut merespons postingan Ruhut Sitompul di Twitter yang menampilkan meme Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memakai baju adat Suku Dani Papua.

Unggahan Politikus PDIP itu memantik ketersinggungan banyak pihak. Tak sedikit yang mempermasalahkannya hingga berujung pada laporan polisi. Ruhut dituduh melakukan penghinaan. Teddy lantas mempertanyakan letak penghinaan yang dilakukan Ruhut.

Baca Juga: Novel PA 212: Saya Ingin Sekali Memotong Kuping Ruhut Sitompul!

"Pertanyaannya, yang dihina itu siapa? Anies atau baju adatnya? Anies merasa terhina dipakaikan baju adat, atau orang terhina karena baju adat mereka digunakan ke Anies?" cuit Teddy lewat akun Twitter pribadinya, dikutip pada Sabtu (14/5/2022).

Menurutnya, kasus ini memang hal receh, tapi menjadi tidak receh ketika digoreng ke arah SARA, digoreng oleh para politisi dan tokoh receh dengan tujuan untuk mendapatkan sorotan media dengan cara mengaduk emosi agar masyarakat ikut terpancing mengikuti alur yang dibangun oleh mereka.

"Sebelum hal ini digoreng terus dan saya yakin akan terus digoreng karena di luar sana banyak politisi dan tokoh receh yang lapar akan isu, tapi miskin intelektual. Mereka akan gunakan hal ini sebagai bahan untuk mendapatkan sorotan media, maka dari itu saya wajib menyikapinya," tutur Teddy.

Ia mengatakan, jika orangnya Anies merasa terhina, akan ditanya, apakah Anda menganggap baju adat itu hina? Begitupun sebaliknya, kalau ada yang merasa terhina baju adatnya dipakaikan ke Anies, maka akan ditanya, apakah Anda menganggap Anies itu hina sehingga tidak pantas dipakaikan baju adat?

"Artinya apa? Artinya, orang yang menggoreng soal meme itu adalah orang yang sebenarnya menganggap baju adat itu hina. Atau sebaliknya, menganggap Anies itu hina sehingga tidak pantas menggunakan baju adat," ungkapnya.

Walaupun itu hak Ruhut, Teddy mengaku heran kenapa meme seperti itu disebarluaskan oleh Ruhut? Padahal, dirinya yakin Ruhut tahu yang seperti itu bisa digoreng ke arah SARA. "Sekelas Ruhut kok mainnya recehan begini? Masyarakat akhirnya dicekoki dan diadu domba dengan isu SARA," tandas Teddy.

Menurut Teddy, jika orangnya Anies merasa tidak nyaman, tentu bisa gunakan hak sesuai jalurnya, misalnya Ruhut dipermasalahkan karena mengedit dan menyebarkan foto Anies tanpa izin. Walaupun masih bisa diperdebatkan, arahnya bukan lagi soal SARA, sudah perdebatan ilmiah, perdebatan hukum.

"Saya pikir cukup jelas ya, gorengan SARA seperti ini terjadi berulang-ulang karena dimanfaatkan oleh para pihak yang lemah isi kepalanya, tapi nafsu untuk tampil di media. Masyarakat jangan mau dibodohi dan diprovokasi oleh orang-orang bodoh tersebut," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: