Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menparekraf Apresiasi Program 'Bali Waste Cycle' Perkuat Pariwisata Berkelanjutan

Menparekraf Apresiasi Program 'Bali Waste Cycle' Perkuat Pariwisata Berkelanjutan Kredit Foto: Kemenparekraf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi kehadiran Bali Waste Cycle. Kehadiran Bali Waste Cycle merupakan bentuk dukungan dan strategi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia yang berbasis keberlanjutan lingkungan yang berkualitas.

"Pariwisata yang berkualitas itu selain mendorong dampak sosial kepada masyarakat dari segi penghasilan, juga mengurangi beban terhadap lingkungan," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, dikutip Warta Ekonomi, Minggu (15/5).

Baca Juga: Lewat Mukidi, Sandiaga Ingin Sineas Muda Segera Naik Kelas dan Buka Lapangan Kerja

Bali Waste Cycle merupakan perusahaan yang dibentuk pada 2019 yang bergerak di bidang lingkungan. Perusahaan ini ikut berpartisipasi dalam mengelola sampah secara menyeluruh dari hulu sampai hilir sebagai fasilisator dalam memberikan edukasi, pelatihan, maupun pembinaan pada masyarakat, bank sampah, TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) maupun di lokasi TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) yang berada di banjar maupun desa.

Kehadiran Bali Waste Cycle ini diharapkan dapat menekan peredaran sampah plastik hingga 30% dan pengelolaan sampah hingga 70% di tahun 2025. Selain itu, Sandiaga menilai kehadiran Bali Waste Cycle merupakan bentuk aplikasi ajaran Tri Hita Karana.

"Untuk diketahui, Tri Hita Karana merupakan konsep ajaran dalam agama Hindu yang memiliki tiga subsistem utama, yaitu Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan," papar dia.

Parhyangan merupakan hubungan manusia dengan Tuhan dapat diartikan sama dengan pola pikir/konsep/nilai. Pawongan yang artinya hubungan manusia dengan sesamanya, sama dengan elemen sosial. Kemudian, Palemahan ialah hubungan manusia dengan alam sekitar sama dengan elemen artefak. Ajaran ini juga menitikberatkan bagaimana antara sesama bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi, dan penuh rasa damai.

"Tri Hita Karana ini adalah arah (pengembangan) ekonomi Bali ke depan. Kita juga akan menggunakan konsep Tri Hita Karana dengan melakukan transformasi dari ekonomi yang terlalu bergantung terhadap pariwisata menjadi ekonomi yang lebih terdiversifikasi, salah satunya green economy," katanya.

Sandiaga juga mengapresiasi keberhasilan Bali Waste Cycle dalam membuka lapangan kerja bagi masyarakat Denpasar dan sekitarnya. Diketahui, perusahaan ini mempekerjakan 60 pekerja di masa pandemi Covid-19.

"Semoga gerakan ini akan terus berkembang, meningkatkan perekonomian masyarakat, dan sesuai dengan Tri Hita Karana," kata Sandiaga.

Sementara itu, Founder Bali Waste Cycle, Putu Irvan Yunatana, mengapresiasi kunjungan Menparekraf Sandiaga Uno ke Bali Waste Cycle. 

"Mudah-mudahan dengan kehadiran Pak Menteri ini menjadi semangat baru bagi tim Bali Waste Cycle untuk lebih bisa membantu lingkungan Bali dengan data dan upaya dan penanganan sampah ini bisa terus berkelanjutan," kata Irvan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Widihastuti Ayu
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: