Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tertawa Dengar Kabar UAS Ditolak Singapura, Denny Siregar: Kalau Dihukum Mati, Bikin Repot Negara!

Tertawa Dengar Kabar UAS Ditolak Singapura, Denny Siregar: Kalau Dihukum Mati, Bikin Repot Negara! Kredit Foto: Instagram/Denny Siregar

“Sejak saat itu pemerintah Singapura mencabut pelajaran agama dari sekolah-sekolah agama. Bahkan tidak boleh dibicarakan di tempat-tempat publik. Kecuali di rumah dan tempat ibadah agama,” jelas Denny Siregar.

Dampak dari pemisahan antar agama tersebut, lanjut Denny Siregar, kini Singapura berubah menjadi negara yang maju dan modern.

Baca Juga: Curigai Pemasok Informasi soal UAS, Partai Ummat Sebut Bentuk Nyata Islamofobia...

“Ketika mereka memisahkan agama dalam kehidupan sosial, ekonomi mereka maju, pendidikan mereka maju. Semuanya maju. Beda dengan Indonesia yang cuma agamanya doang yang maju. Pernah dengar ada kerusuhan rasial di Singapura? Meski agama penduduk di Singapura mayoritas Buddha tapi di sana nggak ada keistimewaan untuk mereka yang beragama Buddha ukuran pemerintah Singapura adalah kemajuan dan kemakmuran. Bukan akhirat. Beda dengan Myanmar yang juga mayoritas beragama Buddha, tapi negaranya sibuk sekali dengan masalah agama,” terangnya.

Dampaknya, investor asing berbondong-bondong menanamkan uangnya ke Singapura.

“Siapapun bebas melakukan apa saja di Singapura. Tapi dengan syarat tak boleh mencampuri masalah politik dan agama. Itu belum keras. Yang lebih keras lagi ketika Singapura mengeluarkan UU Terorisme mereka yang, dalam UU itu, pemerintah Singapura bisa menangkap siapa saja yang berpotensi membuat kerusuhan rasial di negara itu tanpa harus lewat proses hukum biasa,” tuturnya.

Dikatakan, orang baru niat berbuat rusuh saja ketika terdeteksi langsung bisa ditangkap oleh Polisi Singapura.

Baca Juga: UAS Ditolak Singapura, Denny Siregar Terheran-heran: Jangan Paksa Gua Sebut Dia Ustaz, Ogah!

“Singapura memang negara otoriter. Mereka tidak pernah membiarkan demokrasi secara politik. Demokrasi hanya ada di ekonomi itu aja. Politik adalah wilayah pemerintah bukan warganegara,” urainya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: