Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Penolakan UAS, Pengamat Sebut Alasan Singapura Masih Rancu!

Soal Penolakan UAS, Pengamat Sebut Alasan Singapura Masih Rancu! Kredit Foto: Instagram/Ust Abdul Somad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo menilai alasan Singapura tidak mengizinkan Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke negaranya masih rancu.

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad tidak diizinjan masuk ke Singapura lantaran diduga pro ekstrimis di dalam ceramahnya.

Baca Juga: Orang Ini Bela UAS Soal Singapura Bikin Abu Janda Murka, Ungkit Apa Kontribusi Dia Buat Negara!

"Menurut saya, sebenarnya Singapura juga tidak mau membuka alasan pastinya seperti apa. Alasan yang mereka punya, itu, hanya spekulasi saja," ujar Kunto kepada GenPI.co, Sabtu (21/5/2022).

Kunto menyebut, UAS diduga pro ekstrimis dan menyebabkan segregasi dalam khotbah bukanlah alasan pasti.

"Meski begitu, menurut saya, itu haknya Singapura sendiri. Mereka punya hukum sendiri yang harus kita hormati," jelasnya.

Kunto juga menambahkan hal tersebut tidak hanya terjadi kepada ulama Islam Indonesia saja, tetapi banyak orang yang tidak diperbolehkan masuk Singapura.

"Setahu saya, ada pula seorang pendeta Kristen dari Amerika Serikat yang pernah tidak diperbolehkan masuk karena khotbahnya mengundang perpecahan," kata dia.

Oleh sebab itu, semua pihak diminta harus objektif dalam menilai dan melihat permasalahan yang menyangkut UAS tersebut.

"Harus objektif. Sebab, hal itu merupkan haknya Singapura sebagai negara berdaulat," ungkap Kunto.

Kunto juga menganggap wajar jika Singapura ingin memfilter siapa yang boleh masuk ke negaranya dengan hukum yang mereka buat.

Baca Juga: Disebut Sebarkan Hoaks Soal UAS, Polisi Dituntut Tangkap Eko Kuntadhi: Makhluk Pembenci Ulama!

"Apakah ini akan menimbulkan konflik Internasional? Menurut saya enggak. Singapura justru seakan mengatakan kalau mau masuk negara itu ya harus ikut aturan," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: