Diteror Pendukung UAS, Pemerintah Singapura Bakal Lakukan Ini: Kita Tidak Akan Remehkan Ancaman Itu!
Pemerintah Singapura mengaku mendapat serangkaian ancaman teror usai menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS). Bahkan, ada ancaman teror yang disebut-sebut bakal menyerupai serangan nine eleven atau 9/11 (insiden serangan bom bunuh diri di menara kembar WTC di New York, Amerika Serikat pada 11 September 2001, Red).
"Ancaman yang menyebutkan serangan 9/11 telah dilakukan terhadap Singapura oleh pendukung seorang, penceramah yang dilarang memasuki Singapura," ujar Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam seperti dikutip FIN dari Youtube channel News Asia (CNA) pada Selasa (24/5/2022).
Ancaman itu disampaikan oleh salah satu akun Instagram. Namun, ancaman itu, lanjut Shanmugam, telah dihapus oleh pengirimnya.
Baca Juga: Perkara UAS dan Singapura, Pakar Politik Minta Pemerintah Detailkan UU Radikalisme: Bagaimanapun...
"Pengancam itu menyebut Singapura sebagai negara Islamophobia. Dia meminta pemimpin negara dalam waktu 48 jam meminta maaf kepada umat Islam dan rakyat Indonesia. Dia juga mengancam akan mengusir duta besar Singapura untuk Indonesia dan mengirim pasukan jika tuntutan mereka diabaikan," imbuhnya.
Seperti diketahui, pada Senin (16/5/2022) lalu, Ustaz Abdul Somad (UAS) beserta keluarga dan temannya tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura. Namun, kedatangan mereka ditolak oleh pihak Imigrasi Singapura. Selanjutnya, UAS dan rombongan dikirim kembali ke Batam.
Kementerian Dalam Negeri Singapura mengatakan, UAS dikenal menyebarkan ajaran 'ekstremis dan segregasi' yang tidak dapat diterima masyarakat multiras dan multiagama di Singapura. Menurutnya, pendukung UAS telah membuat komentar yang meminta Singapura dihancurkan.
Baca Juga: Dapat Serangan di Medsos, Mendagri Singapura Sentil Pendukung UAS: "Negara Kecil, Sangat Arogan"
Sebelum akhirnya pernyataan itu dihapus oleh otoritas Facebook. "Negara kecil, sangat arogan, hanya dengan satu misil kalian akan hancur," ujar Shanmugam mengutip komentar ancaman tersebut.
Shanmugam menegaskan ancaman teror kepada Singapura tersebut tidak boleh diabaikan.
"Paralel harus ditarik dengan 9/11. Singapura dipimpin oleh pemimpin non-Islam. Bahwa Singapura harus diserang, kepentingan Singapura harus diserang. Kita tidak akan meremehkan komentar dan ancaman itu," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: