Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi DKI Jakarta Makin Kuat dengan Realisasi Pendapatan APBN Regional Capai Rp546,43 T

Ekonomi DKI Jakarta Makin Kuat dengan Realisasi Pendapatan APBN Regional Capai Rp546,43 T Sebuah bus TransJakarta berjalan melintasi kawasan Bundaran Hotel Indonesia, di Jakarta, Senin (6/12/2021). PT Transjakarta memastikan bahwa layanan tidak akan terganggu meskipun sebanyak 229 bus dihentikan sementara operasionalnya, imbas dari kecelakaan pada Kamis (2/12/2021) dan Jumat (3/12/2021). | Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai wujud kolaborasi dan sinergi antarunit Kementerian Keuangan, Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak, Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara lingkup DKI Jakarta menyelenggarakan konferensi pers Kinerja APBN Wilayah DKI Jakarta periode 30 April 2022.

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Alfiker Siringoringo, Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Timur Muhammad Ismiransyah, Kepala Bidang Perbendaharaan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok Hari Prabowo, serta Kepala Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Provinsi DKI Jakarta Aloysius Yanis Dhaniarto, menyajikan pemaparan terkait kinerja APBN di Provinsi DKI Jakarta.

Baca Juga: Kemenkeu: Ketahanan Eksternal Indonesia Tetap Terjaga, Berikut Penjelasannya!

Ekonomi pada wilayah DKI Jakarta makin menguat dengan realisasi pendapatan APBN Regional sampai dengan 30 April 2022 mencapai Rp546,43 triliun (56,36% dari target), yang didominasi oleh Penerimaan Pajak sebesar Rp433,72 triliun, sedangkan pagu belanja terealisasi sebesar Rp159,20 triliun yang mengakibatkan surplus regional sebesar Rp387,23 triliun.

Surplus tersebut meningkat 110,56% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Inflasi pada April 2022 mengalami kenaikan 0,70% (m to m) dan 2,63% (yoy), dipicu naiknya harga bensin, daging ayam ras, minyak goreng dan tarif angkutan udara.

"Patut kita syukuri karena penerimaan yang semakin baik, ada peningkatan yang sangat signifikan atas surplus anggaran kita. Hal ini dapat terwujud karena meningkatnya ketaatan dari wajib pajak dan wajib bayar kita, serta peningkatan di penerimaan negara bukan pajak. Dengan semakin terkendalinya Covid-19, alokasi yang disediakan untuk penanganan Covid-19 menjadi berkurang, sehingga APBN kita semakin sehat," jelas Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Alfiker Siringoringo dalam keterangannya, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Realisasi APBN hingga April 2022 Alami Surplus Rp103,1 Triliun, Ini Paparannya!

Penanganan Kasus Covid-19 di wilayah DKI Jakarta Masih Menjadi Fokus Pemerintah. April 2022, kasus terkonfirmasi COVID-19 DKI Jakarta adalah sebanyak 1.247.969 orang (20,63% dari kasus nasional) dan yang harus melakukan perawatan sebanyak 1.081 orang atau turun signifikan sebesar 83,52% dibandingkan 31 Maret 2022, dengan tingkat kesembuhan sebesar 98,67% atau sebanyak 1.231.372 orang.

Sementara itu, kasus yang terkonfirmasi meninggal dunia mencapai 15.243 orang. Pemantauan kasus COVID-19 terus dilakukan seiring dengan kelanjutan Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Sementara, Penerimaan Dalam Negeri DKI Jakarta s.d. 30 April 2022 berhasil mencapai Rp546,31 triliun (56,38% dari target), naik 49,58% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 karena ditopang Realisasi Perpajakan sebesar Rp433,72 triliun atau mencapai 52,56% dari target, dengan lonjakan mencapai 60,80% dari periode yang sama tahun 2021.

Penerimaan perpajakan ditopang oleh Pajak Dalam Negeri yang mengalami kenaikan sebesar 61,17%, dan Pajak Perdagangan Internasional yang mengalami kenaikan sebesar 41,04% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Persentase realisasi tertinggi pada Pajak Dalam Negeri adalah Pajak Penghasilan sebesar 62,12%, disusul PPN 42,33%, Pajak Lainnya 7,87% dan PBB 1,21%.

Baca Juga: Indef: Penerimaan APBN Harus Dikelola Secara Efektif

Persentase realisasi tertinggi pada pajak perdagangan internasional terdapat pada Bea Keluar sebesar 406,18% disusul Bea Masuk 41,35% dan Cukai sebesar 34,54%. Kemudian kinerja neraca perdagangan pada regional DKI Jakarta bergerak ke arah positif dari tahun 2021, utamanya karena Impor Maret 2022 yang mencapai USD7,0 miliar mengalami kenaikan sebesar 29,2% (m to m) akibat kenaikan signifikan pada salah satu kelombok barang yaitu Barang Konsumsi sebesar 50,0% (yoy).

Selain itu, Ekspor DKI Jakarta sebesar USD0,98 miliar pada Maret 2022 naik 3,1% dibandingkan Februari 2022 sebesar USD0,95 miliar.

Baca Juga: Terkait Program Subsidi Energi, Demokrat Minta Kemenkeu Tinjau Ulang Kebijakan Minyak Goreng

Dari sektor rill, pemulihan ekonomi dan terkendalinya Covid-19 mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke DKI Jakarta. Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) merangkak naik di tengah resurjensi pandemi COVID19 seiring berlakunya bebas karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Wisman di DKI Jakarta didominasi dari Tiongkok (16,2%) diikuti oleh wisman Rusia (6,7%) dan wisman Korea Selatan (5,5%) dengan total kunjungan wisman per Maret 2022 sebanyak 23.320 kunjungan, naik 128,7% dibandingkan Maret 2021. Investasi pada triwulan I 2022 terkontraksi 2,23% (q to q) karena munculnya varian COVID-19 Omicron, tetapi tumbuh positif 4,94% (yoy) bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: