Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian BUMN Berniat Gabungkan Pengelolaan Dapen Lewat IFG

Kementerian BUMN Berniat Gabungkan Pengelolaan Dapen Lewat IFG Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana menggabungkan kelolaan investasi dana pensiun para pegawai BUMN ke Holding BUMN Asuransi, dan Penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG).

Sebagaimana diketahui, saat ini tercatat ada 108 kelolaan investasi dana pensiun perusahaan pelat merah yang masih terpisah-pisah.

Baca Juga: Wamen BUMN Minta Perusahaan Asuransi Terus Bertransformasi

"Karena sekarang masih pecah-pecah ada Telkom sendiri, Mandiri sendiri, BRI sendiri, jadi pelan-pelan akan kami gabungkan," ujar Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, kepada wartawan, Senin (30/5/2022).

Pria yang akrab disapa Tiko tersebut mengatakan, hal ini dilakukan guna mengamankan aset para pensiunan BUMN dari tindakan korupsi. Dengan tindakan tersebut, insiden yang pernah terjadi pada PT Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri tidak terulang kembali.

"Kan di asuransi ada jangka panjang, liabilitas, kan ini ada asetnya. Kalau asetnya gagal dikembangkan nanti ada gap ditambahkan oleh pendiri, pendiri ini kan kementerian BUMN. Ini kami sudah diskusikan, sudah ada kajiannya. Nanti pelan-pelan kami akan transfer ke sana (IFG), tujuannya untuk memastikan aset yang dikembangkan ini aman, tidak digunakan untuk investasi yang gak-gak gitu kan," ujarnya.

Tiko mengatakan, pengelolaan dana pensiun BUMN dalam satu payung perusahaan juga dapat menjaga pertumbuhan aset dan liabilitas. Adapun anak usaha IFG yang akan ditunjuk untuk mengelola investasi dari dana pensiun tersebut adalah PT Bahana TCW Investment Management.

"Supaya nanti secara strategi investasi dan risk appetite bisa diseragamkan, dan kepastian dalam pembayaran dana pensiun pegawai BUMN jadi lebih baik ke depannya," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, IFG merupakan entitas usaha yang mendapat mandat untuk menerima pengalihan polis nasabah eks Jiwasraya. IFG mulai beroperasi sejak April 2021. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, total aset IFG berjumlah Rp21,3 triliun pada akhir 2021. Rinciannya, aset berbentuk investasi Rp13,98 triliun dan bukan investasi Rp7,32 triliun.

Sepanjang 2021 IFG berhasil meraup pendapatan Rp86,39 miliar, sedangkan total bebannya Rp170,52 miliar. Dengan demikian, IFG masih membukukan rugi Rp89,07 miliar pada 2021.

IFG juga membawahi PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Bahana Kapital Investa, dan PT Grahaniaga Tatautama.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: