Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CIPS: Partisipasi Perempuan dalam Usaha Mikro Memang Tinggi, tetapi Alami Beberapa Tantangan

CIPS: Partisipasi Perempuan dalam Usaha Mikro Memang Tinggi, tetapi Alami Beberapa Tantangan Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengusaha perempuan memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, khususnya pada sektor usaha mikro. Namun, peran mereka rupanya tidak terlepas dari tantangan struktural dan faktor pandemi yang mengakibatkan bertambahnya tugas domestik yang dibebankan kepada perempuan. Menurut Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine, terdapat beberapa tantangan yang dialami perempuan dalam usaha mikro.

Dalam penelitian CIPS, Pingkan mengungkapkan sejumlah studi yang dilakukan dalam kurun waktu 7 tahun terakhir yang memperlihatkan ragam estimasi jumlah kontribusi dari perempuan dalam usaha mikro di Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Cabut Larangan Ekspor Minyak Goreng, CIPS: Ini Langkah Strategis Pulihkan Ekonomi

Di tahun 2015 ada data yang menunjukkan keterlibatan perempuan sebesar 24,7 juta, sedangkan estimasi yang lain ini dari data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak itu di tahun 2016 terdapat 13,3 juta. 

"Hal ini memang cukup signifikan untuk jadi peluang yang ada. Pemerintah melalui Kementerian Koperasi juga mendorong perempuan untuk terus berkembang. Bahkan, dalam beberapa kesempatan Pak Menteri mengatakan kalau lebih dari setengah usaha mikro di Indonesia itu milik perempuan. Jadi, sayangnya yang kita lihat memang saat ini di Indonesia masih belum tersedia data yang spesifik yang terpilah juga secara gender," kata Pingkan dalam acara virtual, Senin (30/05).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh CIPS, Pingkan juga menyebutkan gambaran umum mengenai reformasi regulasi untuk meningkatkan partisipasi pengusaha mikro perempuan di dalam e-commerce. Ditemukan bahwa tantangan yang dihadapi oleh pengusaha mikro perempuan itu beragam tantangannya.

"Nah, ini bisa dilihat mulai dari pandangan struktural seperti akses terhadap permodalan, kemudian juga akses dan adaptasi teknologi, hingga birokrasi yang berlebihan, sampai tantangan di ranah norma sosial yang mengikat pada perempuan itu," jelas Pingkan.

Ia mengungkapan jika dilihat dari motivasi keterlibatan perempuan dalam memiliki usaha, terdapat dua kelompok tipe. Pertama, kelompok yang memulai usaha dengan dorongan inovasi dan yang kedua dikenal dengan istilah subsisten.

Untuk diketahui, golongan pertama adalah para pengusaha yang memang termotivasi oleh peluang yang diberikan serta kesempatan ekonomi yang ada untuk masuk ke ranah usaha membuat usaha mikro ini, yang didedikasikan khusus untuk memanfaatkan peluang pasar kemudian juga mengumpulkan usahanya untuk ekspansi dari usahanya itu sendiri.

Sementara, di golongan kedua ialah subsisten. Ini sering dilabeli sebagai pengusaha yang melakukan usahanya karena memang dorongan kebutuhan hidup sehari-hari. Jadi, tidak ada pilihan lain, sebabnya mereka berusaha untuk masuk dan mengambil peluang ini. 

"Nah, hasil survei di 65 negara termasuk Indonesia yang dilakukan oleh global entrepreneurship monitor menunjukkan bahwa pengusaha perempuan itu memiliki kemungkinan 20% lebih besar daripada laki-laki karena kebutuhan kita ini yang tergolong kelompok subsisten tadi," ungkapnya.

Tak hanya itu, Pingkan juga menyebutkan peran sosial perempuan yang kebanyakan masih tradisional menjadi salah satu faktor masalah tantangan utama bagi perempuan untuk kesiapan mereka masuk ke dunia pengusaha, serta terkadang menghalangi mereka masuk lapangan kerja formal dan pada akhirnya situasi yang mendorong mereka untuk mengambil peluang yang ada. 

"Jadi mereka seperti, 'oh ya udah ambil kesempatan aja dengan membuka usaha sendiri itu dan berwirausaha'. Jadi, itulah gambaran tantangan yang kami identifikasi dalam penelitian yang terbaru itu seperti itu," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: