Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Properti Masih Layu meski Ekonomi Nasional Mulai Pulih

Sektor Properti Masih Layu meski Ekonomi Nasional Mulai Pulih Kredit Foto: Manakib Rezeki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sektor properti dikatakan masih menghadapi situasi stagnan meskipun perekonomian nasional secara umum menunjukkan adanya pemulihan. Bahkan, suplai properti kian menurun lantaran turunnya permintaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Marine Novita, Country Manager Rumah.com. Menurut data yang dimiliki pihaknya, tren indeks harga properti masih stagnan dengan kenaikan di bawah 1% secara kuartalan.

Baca Juga: Survei Sebut Properti DKI Jakarta Tak Akan Terpengaruh oleh Kepindahan IKN

"Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2022 menunjukkan tren negatif juga berlanjut pada indeks suplai, yang turun sebesar 0,3 persen secara kuartalan," ujar Marine, dalam keterangan tertulis, Jumat (3/6).

Dia menduga menurunnya tren permintaan sektor properti pada kuartal lalu dipengaruhi oleh fokus konsumen yang berpusat pada Hari Raya Idulfitri 2022.

Selain itu, data juga mengungkap indeks harga properti nasional terlihat stagnan pada kuartal pertama 2022 dengan kenaikan hanya sebesar 0,4% (quarter-on-quarter). Namun secara tahunan, tren ini masih menunjukkan kenaikan sebesar 5%.

Tren indeks harga properti tertahan terutama karena stagnansi harga apartemen di mana indeks harga apartemen belum bergerak sejak Q1 2021. Sementara itu, harga rumah tapak menunjukkan kenaikan 1,2% (quarter-on-quarter) dan 6% (year-on-year).

Sementara itu, di sisi suplai, penyedia properti terlihat bersikap wait and see. Hal ini tercermin pada pergerakan indeks suplai properti nasional. Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2022 menunjukkan bahwa indeks suplai properti nasional pada kuartal pertama 2022 turun sebesar 0.3% (quarter-on-quarter), tetapi naik tipis sebesar 5% secara tahunan. 

Dari sisi konsumen, permintaan untuk properti hunian pada kuartal pertama tahun ini juga turun sebesar 1,7% (quarter-on-quarter). Turunnya permintaan pada kuartal pertama tahun ini disebabkan oleh turunnya permintaan dari sektor rumah tapak. Kenaikan permintaan terhadap apartemen sendiri belum memengaruhi tren permintaan properti hunian secara keseluruhan karena 93% permintaan adalah permintaan terhadap rumah tapak.

Secara keseluruhan, tren penurunan suplai maupun tren penurunan permintaan diduga dipengaruhi oleh fokus konsumen yang melakukan mudik pada libur panjang Hari Raya Idulfitri 2022 yang menjadi fokus utama pengeluaran masyarakat sehingga penyedia suplai tampak mengantisipasinya dengan menurunkan suplai properti. 

Marine berasumsi bahwa fokus masyarakat tertuju pada perayaan Lebaran tahun ini, mulai dari mudik hingga belanja barang-barang konsumtif. Situasi ini menyebabkan aktivitas pencarian dan minat terhadap properti pun menjadi berkurang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: