Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MUI: Khilafah Tidak Identik dengan Terorisme dan Khilafah Tidak Boleh Disalahartikan

MUI: Khilafah Tidak Identik dengan Terorisme dan Khilafah Tidak Boleh Disalahartikan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Selatan Prof KH Najamuddin blak-blakan merespons adanya kelompok tertentu menyalahartikan khilafah dalam setiap kegiatannya menjadi bagian dari terorisme.

Hal tersebut dibeberkan KH Najamuddin melalui siaran pers yang diterima di Makassar, Sabtu (4/6/2022). "Khilafah tidak identik dengan terorisme dan khilafah tidak boleh disalahartikan," tegas KH Najamuddin.

Baca Juga: Terkait Konvoi Khilafah, MUI Wanti-Wanti Agar Jangan...

Prof KH Najamuddin mengungkapkan, khilafah dalam arti kepemimpinan adalah sesuatu yang wajib dalam pandangan Islam. Menurut KH Najamuddin, Nabi Muhammad SAW memerintahkan, jika kalian bertiga keluar dari daerah, angkatlah satu pemimpin dalam perjalanan.

"Jika tiga saja harus ada pemimpin, dalam komunitas Rukun Tetangga atau Rukun Warga (RT/RW), hingga negara perlu ada pemimpin," jelas KH Najamuddin.

Oleh sebab itu, kepemimpinan disesuaikan dengan kebutuhan satu komunitas, ada berbentuk monarki dalam berbagai bentuknya seperti kerajaan (mamlakah), ada berbentuk republik, dan lain sebagainya.

Menurut KH Najamuddin, tidak ada model yang baku ditawarkan Islam, kecuali hanya prinsip-prinsip seperti musyawarah dan lain-lain. "Dari sistem itu, ada pemimpin dijuluki Amir, Rais Daulah, Almalik, Sultan, dan sebagainya. Semua itu sebenarnya adalah eksistensi manusia sebagai khalifah," beber KH Najamuddin.

KH Najamuddin menilai, jika ada orang muslim Indonesia yang tidak mengakui pemerintahan yang sah, mulai dari kecamatan hingga negara, bahkan ada niat untuk melakukan separatis, bisa saja dia masuk dalam kategori orang yang tidak berbaiat.

Menurut Ketua MUI Sulsel itu, Rasulullah menyebutkan, siapa yang tidak berbaiat, jika mati, matinya dalam keadaan jahiliyah atau kafir. "Kesiapan kita mengikuti aturan negara dan tunduk aturan negara, pada hakikatnya kita berbaiat kepada NKRI yang menjadi kewajiban kita selaku Muslim di Indonesia," jelas KH Najamuddin.

Oleh sebab itu, perlu dipahami khilafah dengan makna yang sebenar-benarnya agar tidak terjadi pemahaman yang mengarah kepada ekstremisme dan radikalisme. Memahami substansi khilafah dalam bingkai Kesatuan Negara Republik Indonesia.

"Pancasila bagi bangsa Indonesia sudah final. Founding father kita yang terdiri dari ulama, menganalogikan dengan Piagam Madinah yang pernah dibuat Nabi dalam menyatukan elemen umat dalam bingkai negara Madinah," kata KH Najamuddin.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengasumsikan konvoi kendaraan bermotor dengan membawa spanduk bertuliskan 'Kebangkitan Khilafah' oleh kelompok Khilafatul Muslimin belum lama ini di Jakarta dinilai bisa berpotensi mengarahkan dan melahirkan paham terorisme.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: