Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Manuver SBY ke Nasdem Buka Peluang Poros Selain Koalisi Indonesia Bersatu?

Manuver SBY ke Nasdem Buka Peluang Poros Selain Koalisi Indonesia Bersatu? Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, bersama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, di Nasdem Tower, hari Minggu malam, 5 Juni 2022. Surya Paloh dalam pertemuan ini didampingi oleh Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate dan Prananda Surya Paloh, Ketua Bappilu DPP Partai Nasdem. Pertemuan ini dimulai sekitar pk.19.00 wib, dan selesai sekitar pk.22.00 wib. | Kredit Foto: Herzaky Mahendra Putra/DPP Demokrat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Silaturahmi politik yang dilakukan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, yang juga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Ketua Umum Nasdem Surya Paloh kemarin, membuka peluang adanya poros lain pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres).

Paslon lain yang dimaksud selain poros Koalisi Indonesia Bersatu yang diwaktu hampir bersamaan menggelar silaturahmi nasional (Silatnas).

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengungkapkan, Silatnas KIB yang turut mengundang Ketua Kelompok Relawan Projo dan Luhut Binsar Panjaitan (LBP).

Keduanya merupakan pendukung solid Presiden Jokowi, hingga kini dua periode serta terlibat aktif dalam implementasi kebijakan dua periode Jokowi.

Sementara itu, menurut dia, silaturahim SBY ke Surya Paloh yang berdurasi lama dan penuh privasi, membuka spekulasi poros capres baru. Publik tentu susah untuk tidak mengaitkan kedua peristiwa politik ini dalam konstelasi dinamika koalisi jelang 2024.

"Apalagi kedua pertemuan di atas baik oleh KIB maupun Nasdem, sama-sama semakin mengerucutkan Capres yang didukung," kata Agus kepada wartawan, Selasa (7/6/2022).

Di sisi KIB, lanjut dia, kehadiran Ketum Projo di Silatnas KIB semakin memperjelas kelompok relawan ini. Menurut dia, kemungkinan besar akan memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai capres yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi, namun masih mendapat resistensi kuat di internal PDIP.

Realitas politik lainnya diperkuat oleh fakta para ketua-ketua partai KIB yang berhasrat maju sebagai capres belum memiliki elektabilitas yang memadai untuk bertanding. Di sisi Nasdem, ada beberapa nama capres yang memang sempat mengemuka, walaupun keputusan akhirnya untuk capres akan dieksekusi pada rakernas pekan depan (15-17/6/2022).

"Di titik inilah, poros baru yang digalang Nasdem bisa muncul atas nama kepentingan politik dan aspirasi publik untuk menghindarkan pertarungan head to head," katanya.

Namun, bila Nasdem akhirnya merapat ke KIB atau Non-KIB, maka peluang poros lain juga masih kemungkinan terbentuk dengan adanya oposisi di Demokrat dan PKS. Sementara partai pemerintah lain yang belum melakukan manuver seperti PDIP dan Gerindra serta PKB masih memiliki peluang besar mendapatkan syarat pencalonan.

Jadi, masih banyak celah untuk terbentuknya poros lain di pilpres 2024. Karena, diakui dia, selama ini, penentuan koalisi dan capres terjadi di detik-detik akhir.

Baca Juga: Andi Arief Demokrat Singgung "Capres Anak Mami" di Pemilu 2024: Idealnya...

Sehingga, untuk mengubah kultur politik tersebut membutuhkan ikhtiar besar dari seluruh ketua umum bersama perangkat pendukung di depan dan di belakang panggung politik.

"Drama dan dinamika koalisi ini akan terus berlanjut menimbang KIB semakin solid sebagai koalisi politik pertama jelang Pilpres. Namun, dalam kontes elektoral yang ketat dan tarikan politik yang kuat baik secara eksternal maupun internal semua hal masih bisa terjadi," paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: