Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad: Menaikkan Tarif Tiket Wisata Borobudur Bukan Solusi yang Tepat

Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad: Menaikkan Tarif Tiket Wisata Borobudur Bukan Solusi yang Tepat Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad menilai menaikkan tarif tiket bagi wisatawan domestik ke cagar budaya Candi Borobudur bukanlah solusi yang tepat. Solusi yang tepat, menurutnya, adalah memberikan kebijakan yang komprehensif antara pengelolaan cagar budaya, pelayanan berkualitas, dan perlindungan ekonomi bagi UMKM bagi masyarakat yang ada di lingkungan destinasi wisata tersebut.

"Menurut saya [menaikkan tarif, red] itu bukan solusi yang tepat. Solusi yang tepat adalah memberikan kebijakan yang komprehensif. Yaitu, memberikan penjagaan terhadap cagar budaya, memberikan pelayanan yang lebih berkualitas terhadap para pengunjung objek wisata, juga memberikan dampak ekonomi terhadap pelaku usaha UMKM yang ada di lingkungan destinasi wisata," ujar Kamrussamad kepada Parlementaria, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Di sisi lain, Kamrussamad mendapat informasi BUMN Pariwisata, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, belum menyetor dividen ke negara pada kuartal I 2022. Padahal, menurutnya, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia dalam kuartal tersebut telah mengalami peningkatan pertumbuhan ke arah positif.

Baca Juga: Puji Pemerintah, Ganjar Nilai Penundaan Kenaikan Tarif Candi Borobudur Keputusan Bijaksana

"Kita belum melihat kontribusi nyata devidennya. Padahal sudah enam bulan ekonomi kita bergerak, masyarakat bergerak, destinasi wisata harusnya sudah bisa terlihat di kuartal I kontribusinya berapa BUMN pariwisata," ujar Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini.

Padahal, di tahun 2021, pemerintah telah menyetorkan penambahan modal ke PT TWC melalui Perpres Nomor 104 tahun 2021. "Artinya itu bentuk kesungguhan pemerintah yang disetujui parlemen terhadap pengembangan sarana-prasarana terhadap objek wisata kita yang dikelola BUMN pariwisata," jelas Kamrussamad.

Karena itu, ia berharap jangan sampai polemik kenaikan tiket candi Borobudur menjadi sorotan dunia, yaitu UNESCO. Karena pengelolaan candi yang tidak sesuai pedoman warisan dunia. "Polemik kenaikan tiket candi Borobudur, cermin pengelolaan cagar budaya di Indonesia yang ditangani secara parsial," tutupnya.

Baca Juga: Menghadap DPR Soal Candi Borobudur, Kalimat Luhut Lebih Tajam dari Silet: Gampang Mengkritik, Ini Proses Panjang!

Sebelumnya, kabar bakal naiknya harga tiket untuk naik ke stupa Candi Borobudur menjadi Rp750.000 per orang turis lokal menuai polemik. Kabar itu pertama kali disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan. Luhut sempat mengatakan bahwa rencana tarif yang muncul itu belum final, karena masih akan dibahas dan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo di minggu depan.

Meskipun demikian, belakangan ini, Luhut menegaskan bahwa pihaknya telah menunda rencana kenaikan tersebut bagi turis lokal. Ia mengaku bakal memperhatikan berbagai masukan dan saran dari masyarakat terlebih dahulu sebelum memutuskan kepastian tarif tersebut.

"Jadi soal tiket itu saya kira kita hold aja dulu. Kita lihat lagi nanti gimana baiknya," kata Luhut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: