Terkuak Bukti Rusia Pakai Bom Mematikan di Ukraina, Lembaga Internasional Ini Sampai Geleng-geleng
Tetiana Ahayeva, seorang perawat berusia 53 tahun, juga punya cerita sendiri soal serangan Rusia. Ia sedang berdiri di depan gedungnya ketika sebuah munisi mengenai lingkungannya, menewaskan seorang remaja dengan lubang menganga di dadanya.
"Tiba-tiba ada suara petasan di mana-mana, banyak sekali, di mana-mana. Kami jatuh ke tanah dan mencoba mencari perlindungan. Putra tetangga kami, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun bernama Artem Shevchenko, tewas di tempat. Dia memiliki lubang selebar 1 cm di dadanya. (Sementara) Ayahnya mengalami patah pinggul dan luka pecahan peluru di kaki," kata Ahayeva kepada Amnesty.
Dokter di rumah sakit pusat Kharkiv mengatakan bahwa di antara para korban yang dibawa setelah serangan di taman bermain, mereka melihat luka tembus di perut, dada, dan punggung. Para dokter itu juga berhasil mengumpulkan pecahan logam yang cocok dengan jenis pelet yang ditemukan pada munisi tandan 9N210/9N235.
Menurut Amnesty, serangan di lingkungan Industrialnya menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil dan melukai 35 lainnya. Di wilayah itu, bom tandan Rusia meledak, mengenai area seluas luas 700 meter persegi.
Kemudian di bangunan tempat tinggal lainnya, di daerah Jalan Haribaldi di Kharkiv, sebuah amunisi mendarat di pintu masuk gedung. Serangan ini langsung menewaskan dua wanita tua dan melukai seorang lainnya. Efek spalling dapat dilihat di sekitar ambang pintu dan di jalan setapak di dekatnya.
Tetiana Bielova dan Olena Sorokina sedang duduk di bangku luar ketika sebuah amunisi meledak di dekatnya. Mereka bangkit untuk memasuki gedung tetapi munisi kedua mendarat tepat di pintu masuk, membunuh Bielova dan wanita lain bernama Tetiana yang lari bersama mereka. Sorokina, sementara itu, kehilangan kedua kakinya akibat ledakan.
"Terjadi serangkaian ledakan satu demi satu. Saya keluar dan melihat seorang wanita berbaring di sini menghadap ke bawah dan wanita lain tergeletak di sini, dan di sebelah mereka adalah Lena, yang kehilangan kedua kakinya. Dia menangis, 'Saya kehilangan kaki saya'," kata seorang warga bernama Nadia Kravchuk. Kravchuk yang berusia 61 tahun juga berada di gedung pada saat serangan terjadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: