Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertama di Indonesia, Semua Kota/Kabupaten Provinsi Jatim Punya Mesin ADM

Pertama di Indonesia, Semua Kota/Kabupaten Provinsi Jatim Punya Mesin ADM Kredit Foto: Dukcapil
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa disaksikan Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh kembali menyerahkan mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) kepada 18 kabupaten/kota di Surabaya beberapa hari lalu.

Dalam hal ini, 18 kota/kabupaten yang beruntung itu adalah Kota Surabaya, Kota Pasuruan, Kota Blitar, Kota Batu, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Kota Malang dan Kota Madiun. Selanjutnya Kabupaten Sampang, Ponorogo, Gresik, Blitar, Kediri, Lamongan, Trenggalek, Jember, Pasuruan, dan Nganjuk.

"Dengan demikian lengkap sudah semuanya dari 38 kabupaten/kota di Jatim telah memiliki mesin ADM yang pastinya akan diletakkan di lokasi-lokasi strategis untuk mendekatkan akses masyarakat mengurus dokumen kependudukan," kata Khofifah dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/6/2022).

Baca Juga: Demi Penuhi Kebutuhan Baja Dalam Negeri, GRP Resmikan Mesin LSM Senilai Rp1 Triliun

Gubernur Khofifah berharap penyerahan mesin yang mirip dengan ATM itu bakal menjadikan kerja birokrasi akan lebih efektif dan efisien. Selain itu, lewat mesin yang mampu mengeluarkan dokumen tercetak seperti KTP elektronik, akta kelahiran, kartu keluarga, kartu identitas anak (KIA), dan akta kematian tersebut, pembuatan dokumen kependudukan tidak memakan waktu lama.

"Jawa Timur merupakan provinsi pertama yang mengimplementasikan layanan ADM, tepatnya sejak 31 Januari 2020. Masyarakat diuntungkan, pemerintah juga diuntungkan. Yang penting ke depan tidak ada lagi yang mengeluh tidak punya KTP karena belum jadi," tegas Khofifah.

Sementara itu, Dirjen DukcapilKemendagri Dirjen Zudan Arif Fakrulloh sedari awal mendorong setiap Pemda menganggarkan mesin ADM ini. "Mesin ADM ini harus dibeli dengan anggaran pemda setempat lewat e-katalog. Harganya tidak mahal. Hanya Rp150 juta hingga Rp200 juta per unit," kata Dirjen Zudan.

Baca Juga: Ini Penjelasan Dirjen Dukcapil Soal Pencatatan Nama Minimal Dua Kata

Dia mengatakan, selain mengefektifkan birokrasi, terobosan besar Dukcapil ini bakal menghemat keuangan negara. Sebab, dokumen hanya dicetak dengan kertas putih HVS. Tidak perlu lagi anggaran membeli kertas berhologram yang dulu jamak digunakan untuk mencetak dokumen kependudukan.

Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian kerap menyampaikan bahwa mesin ADM merupakan inovasi yang tidak memiliki kepentingan lain, selain untuk kemudahan pelayanan pada masyarakat.

"Ini bukan untuk kepentingan pemerintahnya, tapi untuk kepentingan rakyatnya. Pasti akan dihargai oleh rakyatnya, karena dipermudah semua, dan rakyat pun senang tidak dilempar ke sana kemari karena birokrasi," jelas Mendagri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: