- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Sawit Menjadi Bagian dari Solusi Target Penurunan Emisi Gas di Indonesia
Indonesia tidak termasuk negara Top-5 emitter dunia, namun Indonesia juga terus berupaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dengan menyusun target yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC).
Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Senin (20/6/2022), dalam dokumen tersebut, Indonesia berencana menurunkan emisi hingga sebesar 29 persen (Business as Usual/BAU) hingga 41 persen (dengan dukungan internasional) pada tahun 2030. Target penurunan emisi tersebut dibebankan pada lima sektor yaitu: kehutanan (17,2 persen); energi (11 persen); pertanian (0,32 persen); industri (0,1 persen); dan limbah (0,38 persen).
Baca Juga: Mengejar Target Emisi Karbon, Industri Baterai Mobil Listrik Perlu Diperkuat
Sebagai bagian dari sektor strategis Indonesia, industri perkebunan kelapa sawit juga memiliki peran dalam penurunan emisi GRK dan pencapaian target NDC. Berkaitan dengan kontribusinya dalam penurunan emisi GRK, kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang memiliki bentuk morfologi sebagai pohon/tanaman tahunan.
Dengan morfologi tersebut, tanaman kelapa sawit memiliki fungsi sebagai "paru-paru" ekosistem, yakni menyerap karbondioksida dari atmosfer planet bumi dan memasok oksigen ke atmosfer bumi.
"Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa perkebunan sawit memiliki kemampuan dalam menyerap karbondioksida secara netto yang lebih besar dibandingkan hutan tropis," catat laman Palm Oil Indonesia.
Baca Juga: Turunkan Emisi Karbon, Penerapan Standar Emisi Euro 4 Digenjot
Data PASPI menemukan, carbon stock yang terdapat dalam tanaman kelapa sawit baik dalam bentuk minyak maupun biomassa bahkan limbahnya juga dapat menjadi solusi alternatif penggunaan energi fosil, yang menjadi salah satu sumber emisi GRK terbesar di dunia.
Selain mengganti penggunaan energi fosil, biofuel sawit tersebut juga rendah emisi karbon dan lebih berkelanjutan sehingga berpotensi besar untuk menurunkan emisi GRK sebagai penyebab dari pemanasan dan perubahan iklim global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: