Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkeu: Perempuan Adalah Agen Kunci yang Penting dalam Perekonomian

Menkeu: Perempuan Adalah Agen Kunci yang Penting dalam Perekonomian Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan produk domestik bruto (PDB) secara global akan turun USD1 triliun apabila dampak negatif yang diterima oleh perempuan dari pandemi tidak segera diatasi.

Hal ini dikemukakan saat Sri Mulyani memberikan pidato kunci pada Seminar Forum B20 yang bertajuk "Accelerating the Inclusion of Women MSMEs in the Global Economy", Jumat (17/6/2022) kemarin, di Jakarta.

Baca Juga: Menkeu: Penyusunan APBD Tahun 2023 Diharapkan Dapat Sejalan dan Selaras

Seperti yang telah diketahui, pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif yang luar biasa bagi seluruh kalangan masyarakat. Namun secara nyata, pandemi ini memberikan implikasi yang lebih besar bagi perempuan.

"Tetapi jika ada tindakan diambil untuk mencapai peningkatan kesetaraan gender pada tahun 2030, termasuk dengan berinvestasi di bidang pendidikan, keluarga berencana, kesehatan ibu, inklusi digital dan keuangan, dan juga dengan memperbaiki beban pekerjaan perempuan yang tidak dibayar terkait untuk perawatan anak dan orang tua, maka PDB secara global akan dapat meningkat secara signifikan sebesar USD13 triliun," ujar Sri Mulyani, mengutip dari siaran resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (20/6/2022).

Baca Juga: BAKN DPR Gelar Konsultasi dengan Kemenkeu Terkait Cukai Tembakau

Ia melihat Indonesia dalam satu dekade terakhir telah membuat suatu kemajuan besar dalam kesetaraan gender. Salah satunya terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada jumlah perempuan dalam ketenagakerjaan. Menkeu menyebut hal ini penting untuk memberikan berkontribusi dalam pembangunan kesetaraan gender.

"Saat ini perempuan sekitar 53,3 persen dari angkatan kerja Indonesia, lebih besar dari laki-laki. Menurut statistik Indonesia pada tahun 2020, ini sebenarnya cukup signifikan. Namun 62 persen perempuan bekerja di sektor informal," lanjutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: