Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Anies Baswedan Ganti Nama Jalan di Jakarta, Sejarawan: Baguslah! Biar Ngerti Tokoh-Tokoh Betawi

Dukung Anies Baswedan Ganti Nama Jalan di Jakarta, Sejarawan: Baguslah! Biar Ngerti Tokoh-Tokoh Betawi Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan perubahan beberapa nama jalan di sejumlah ruas di Ibu Kota. Beberapa nama jalan bahkan diubah dengan nama tokoh Betawi.

Menyikapi hal itu, sejarawan Ridwan Saidi menyambut baik hal tersebut. Ia mengatakan, agar masyarakat Jakarta, terutama masyarakat Betawi dan pendatang, dapat mengetahui sejarah tokoh-tokoh Betawi.

Baca Juga: Polusi Jakarta Terparah di Dunia, Kritikan Politikus PDIP ke Anies Keras: Lebih Fokus Pencapresan

"Ya baguslah. Jadi biar penduduk Jakarta dan pendatang mengerti bahwa tokoh-tokoh Betawi itu kita angkat sekarang namanya untuk dikenang bersama," kata pria yang akrab disapa Babe Ridwan Saidi ini saat dihubungi Suara.com, Selasa (21/6/2022).

Dari puluhan penggantian nama jalan di Jakarta ini, kata Ridwan, ada satu nama yang menurutnya paling penting, yakni Jalan Mualim Teko yang berada di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK). Sebelum diganti menjadi nama Jalan Mualim Teko, jalan ini sebelumnya nama Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke.

"Dari 20 nama itu kan mualim teko yang ditempatkan di PIK beliau adalah ulama besar, wafat 1983. Itu ada dokumennya di Ensiklopedia Persia dan British Library, kitabnya juga ada, ditulis. Ada fakta yang kuat bahwa dia adalah ulama yang paling tua yang ada di Indonesia," jelas Ridwan.

Lebih jauh, Ridwan Saidi menilai, penggantian nama jalan di Jakarta dinilai penting lantaran di Jakarta banyak nama jalan yang diberi nama dengan nama bunga dan buah. Hal ini bertujuan agar generasi muda tetap mengenal para tokoh-tokoh besar terutama yang berasal dari tanah Betawi.

"Iya itu kan segala nama rujak, bakal apaan. Kadang-kadang alfabet, jalan A sampai Z, itu digantilah," pungkasnya.

Penggantian Nama Jalan di Jakarta

Pemprov DKI Jakarta mengganti puluhan nama jalan dengan nama tokoh Betawi. Peresmian pergantian nama jalan di DKI Jakarta ini dilakukan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta, Senin (20/6/2022). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai, seluruh tokoh Betawi memiliki peran di masa lalu yang sangat berdampak bagi perjalanan kehidupan dan bisa dikenang untuk masyarakat Indonesia.

"Tokoh Betawi yang perannya di masa lalu telah berdampak kepada perjalanan kehidupan Jakarta dan Indonesia. Mereka adalah pribadi-pribadi yang kita kenang karena telah memberikan manfaat bagi sesama," kata Anies.

Anies mengatakan, kalau di tanah Betawi semua orang dari seluruh Indonesia berkumpul, difasilitasi dan disambut hangat. Maka dari itu, tanah Betawi dianggap berkontribusi besar terhadap berbagai sektor. Selain itu, tokoh-tokoh Betawi juga memiliki peran tak kalah penting dalam memberikan manfaat bagi sesama dengan memberikan kemajuan di tanah air selain Pahlawan Nasional.

Tujuan penggantian nama jalan menjadi nama tokoh Betawi ini adalah sebagai penanda bagi generasi baru untuk mengenang perjuangan para tokoh lintas waktu tersebut.

Berikut daftar nama jalan di DKI Jakarta yang diganti dengan nama tokoh Betawi:

  • Jalan Entong Gendut (sebelumnya Jalan Budaya);
  • Jalan Haji Darip (sebelumnya Jalan Bekasi Timur Raya);
  • Jalan Mpok Nori (sebelumnya Jalan Raya Bambu Apus);
  • Jalan H. Bokir Bin Dji'un (sebelumnya Jalan Raya Pondok Gede);
  • Jalan Raden Ismail (sebelumnya Jalan Buntu);
  • Jalan Rama Ratu Jaya (sebelumnya Jalan BKT Sisi Barat);
  • Jalan H. Roim Sa'ih (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Barat);
  • Jalan KH. Ahmad Suhaimi (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Timur);
  • Jalan Mahbub Djunaidi (sebelumnya Jalan Srikaya);
  • Jalan KH. Guru Anin (sebelumnya Jalan Raya Pasar Minggu sisi Utara);
  • Jalan Hj. Tutty Alawiyah (sebelumnya Jalan Warung Buncit Raya);
  • Jalan A. Hamid Arief (sebelumnya Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5);
  • Jalan H. Imam Sapi'ie (sebelumnya Jalan Senen Raya);
  • Jalan Abdullah Ali (sebelumnya Jalan SMP 76);
  • Jalan M. Mashabi (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara);
  • Jalan H. M. Shaleh Ishak (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan);
  • Jalan Tino Sidin (sebelumnya Jalan Cikini VII);
  • Jalan Mualim Teko (sebelumnya Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke);
  • Jalan Syekh Junaid Al Batawi (sebelumnya Jalan Lingkar Luar Barat);
  • Jalan Guru Ma'mun (sebelumnya Jalan Rawa Buaya);
  • Jalan Kyai Mursalin (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang);
  • Jalan Habib Ali Bin Ahmad (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang).

Kemudian, untuk nama zona dan gedung yang diganti dengan nama tokoh Betawi, yakni:

  • Kampung MH Thamrin (sebelumnya bernama Zona A);
  • Kampung KH. Noer Ali (sebelumnya bernama Zona Pengembangan);
  • Kampung Abdulrahman Saleh (sebelumnya bernama Zona B);
  • Kampung Ismail Marzuki (sebelumnya bernama Zona C);
  • Kampung Zona Embrio (sebelumnya bernama Zona Embrio);
  • Gedung Kisam Dji'un (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Timur);
  • Gedung H. Sa'aba Amsir (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Selatan).

Sementara itu, terkait masalah administrasi, Anies bersama polisi dan Pemprov DKI Jakarta akan bertahap memperbarui data sehingga bisa meminimalisir masalah yang akan terjadi.

"Insyaallah enggak ada masalah dan nanti di kependudukan Dukcapil jadi KTP, Kartu Keluarga dan lain-lain secara bertahap bisa langsung diperbaharui dengan nama yang baru sehingga tidak menimbulkan masalah bagi semuanya," kata Anies.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: