Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Penurunan Stunting di Banten, IRT Gelar Pelatihan Untuk Kader Posyandu

Dukung Penurunan Stunting di Banten, IRT Gelar Pelatihan Untuk Kader Posyandu PT Indo Raya Tenaga (IRT) menggelar pelatihan pengelolaan bahan makanan tambahan untuk 23 kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di tiga wilayah, yang perdana dilakukan pada Kamis (23/6). | Kredit Foto: Indo Raya Tenaga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021 menempatkan Provinsi Banten di posisi lima besar daerah dengan angka stunting tertinggi se-Indonesia. Dengan jumlah anak penderita stunting sebanyak 294.862 balita, program pengentasan stunting menjadi fokus yang dijalankan di wilayah tersebut. 

Untuk menyokong tujuan tersebut, PT Indo Raya Tenaga (IRT) sebagai SPC (Special Purpose Company) untuk proyek pembangkitan PLTU Ultra Super Critical Jawa 9&10 (2 x 1.000 MW) bersama Dinas Kesehatan Kota Cilegon pun sepakat berkerjasama. Salah satunya dilakukan dengan menggelar pelatihan pengelolaan bahan makanan tambahan untuk 23 kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di tiga wilayah, yang perdana dilakukan pada Kamis (23/6). 

“PMT Pemulihan bagi anak usia 6-59 bulan  dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-hari,” kata Lia Pursitawati, Nutrisionis Muda Seksi Kesga Gizi Dinas kesehatan Kota Cilegon, Jumat (24/6).

Baca Juga: BKKBN Sebut Stunting Dapat Berdampak pada Perekonomian Nasional, Simak Penjelasannya!

Lia menuturkan, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada anak balita di Kota Cilegon telah dilaksanakan dari tahun ke tahun. PMT yang diberikan berupa makanan pabrikan yang memenuhi kebutuhan gizi anak balita berupa biskuit, susu diet tertentu dan Formula gizi untuk gizi buruk (F 75, F 100, F 135).

Menurutnya, usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan rawan terhadap kekurangan gizi. Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita gizi kurang di Kota Cilegon, perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. 

Pembenahan asupan gizi yang baik buat balita pun menjadi salah satu jalan untuk mengurangi prevalensi stunting. Tak hanya pemerintah daerah, peran banyak pihak pun dibutuhkan untuk mengejar target penurunan angka stunting nasional sebesar 14% di 2024. 

Agar sesuai dengan tersebut maka laju penurunan stunting di wilayah tersebut, haruslah di kisaran 3,4%. Khusus untuk Pemerintah Kota Cilegon, Banten, penurunan angka stunting dari 29,08% di 2019 menjadi 20,06% di 2021 sendiri menjadi pelecut semangat untuk terus berupaya keras menggenjot penanganan masalah gizi buruk buat balita.

Ketiganya wilayah tersebut adalah Salira Indah, Kecamatan Puloampel,  Kabupaten Serang dan Kelurahan Suralaya dan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, di Ruang Training PLTU USC Jawa 9&10, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten, Kamis (23/06/22).

Baca Juga: Kendalikan Angka Kelahiran dan Stunting, BKKBN Sosialisasikan Metode Kontrasepsi Baru, Simak!

General Manager PT IRT Steve Adrianto mengatakan, dengan kerjasama ini pihaknya berharap pemenuhan gizi masyarakat di sekitar lingkungan proyek bisa tercipta. Ia menjelaskan, program Pemberian Makanan Tambahan ini difokuskan kepada upaya peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pemberian pelayanan program kesehatan masyarakat, terlebih ibu, anak dan lansia. 

“Harapannya, anak-anak dan balita yang menerima manfaat dari program ini dapat tumbuh dengan baik menjadi penerus bangsa di masa yang akan datang. Tentu juga dapat memberikan semangat untuk para kader dan pengurus kesehatan,” ucapnya.

Ia memastikan, program ini akan tetap berlanjut agar dapat memberikan asupan gizi tambahan bagianak-anak dan balita. “Oleh karena itu, PT Indo Raya Tenaga bermaksud mengadakan Pelatihan Pengelolaan Bahan Makanan Tambahan untuk Kader Posyandu,” ujar Steve.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: