Sandiaga: Pariwisata Indonesia Sumbang Ekonomi 4.3 Persen dari PDB, Sebuah Pencapaian Membanggakan
Sandi kepada awak media mengatakan, Desa Wisata Pecinan Glodok memiliki banyak potensi wisata menarik. ”Yang ditonjolkan menurut saya budaya, wisata sejarah, dan paling menarik banget wisata kuliner sebetulnya. Jadi kalau kita lihat ada Bebek Goreng Bikin Tajir, ada Pizza Plano. Ada tadi juga kalau kita lihat akulturasi budaya Tiongkok, ada Barongsai, ada tari, ada Wushu, ada juga pencak silat. Ini semua menjadi satu kesatuan,” ungkap Sandi.
Sandi juga mengatakan, pihaknya sedang mencanangkan penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun ini. ”Dan sampai tahun 2024, kita targetkan 4 juta lapangan kerja baru,” tambah Sandi.
Menjawab pertanyaan media terkait output dari program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 dan menjaga itu tertap berkelanjutan. ”Output-nya kita melihat desa wisata ini menjadi lokomotif pengembangan pariwisata yang tahun ini kita naik kelas. Dari posisi 44 ke 32 oleh World Economic Forum. Itu pertama. Yang kedua, dampak ekonominya pariwisata bisa menyumbangkan 4,3 persen dari PDB (produk domestik bruto) kita. Ekonomi kreatif kita sudah nomor 3 besar dunia, kita sudah mencapai 7,8 persen.
Output berikutnya adalah posisi Indonesia sekarang sebagai ASEAN Tourism Forum Chairman. Di mana saya diberi kepercayaan dan amanah. Dan terakhir, output-nya, adalah sidang umum PBB menyatakan bahwa pariwisata Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan merupakan best practice. Kita sudah mengalahkan Thailand. Kita sudah mengalahkan Malaysia. Itu output-nya dan konkret yang sudah bersama-sama dengan pemerintah daerah dan komunitas, sudah mampu kita hasilkan,” beber Sandi, bersemangat.
Membahas potensi seni, Desa Wisata Pecinan Glodok memiliki keberagaman yang terafilisasi dengan budaya masyarakat Betawi. Misalnya Tanjidor. Salah satu kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Seni musik ini dimainkan secara berkelompok. Biasa disingkat tanji yang berarti menabuh dan tambur yang berbunyi dor dor dor, maka digabunglah menjadi tanjidor.
Alat musik yang digunakan pada Tanjidor yaitu alat musik tiup dan pukul. Kemudian Ondel-ondel. Merupakan boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu yang dihiasi dengan pakaian dan pernak-pernik aksesoris yang membuatnya terlihat seperti manusia.
Ondel-ondel juga merupakan bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dipesta rakyat. Seni bela diri asli mereka yang dikenal adalah Silat Beksi. Silat Beksi diciptakan oleh Lie Tjeng Hok, seorang petani Tionghoa peranakan yang menciptakan ilmu beladiri khas percampuran antara ilmu beladiri keluarganya dan ilmu-ilmu beladiri yang dipelajarinya dari guru-guru silat Betawi.
Dan yang tak ketinggalan, Barongsai, Tarian Singa khas Tiongkok itu memperlihatkan ketangkasan serta kekompakan para pemain sehingga gerakan tarian dinamis dan selaras dengan musik, serta membuat singa yang dimainkan seolah-olah hidup.
Bicara budaya pun menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Mulai dari Cap Go Meh yang merupakan penutup dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek. ‘Cap Go’ berarti lima belas dalam dialek Hokkien, maka perayaannya jatuh pada hari ke-15 setelah perayaan Imlek atau bertepatan dengan munculnya bulan purnama. Ada pula Candra Naya merupakan bangunan bersejarah abad ke-18 di Jakarta, rumah bagi keluarga Khow Van Tamboen, terutama anggota berpangkat tertinggi:
Kemudian, Klenteng Toa Se Bio merupakan gabungan dari dua kata yaitu ‘Toase’ yang berarti pesan dan ‘bio’ yang berarti candi. Sehingga dimaksudkan agar candi ini menghormati pesan-pesan perdamaian yang dibawa dari Tiongkok pada waktu itu. Kemudian, ada Gereja Santa Maria de Fatima.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: