Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cuaca Buruk dan Kampanye Negatif Ancam Petani Tembakau

Cuaca Buruk dan Kampanye Negatif Ancam Petani Tembakau Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Awali masa Tanam Raya, petani tembakau harus menghadapi banyak tantangan. Selain akibat cuaca buruk yang mengundur waktu tanam, tekanan-tekanan kuat kian menyudutkan komoditas tembakau. Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPN-APTI) Soeseno menjelaskan, saat ini komoditas tembakau tak hanya diterjang isu kesehatan melainkan juga isu lingkungan. 

"Apalagi sejumlah regulasi baik di tingkatan nasional dan regional juga memiliki dampak negatif kepada petani tembakau di sisi hulu ekosistem pertembakauan," ungkapnya saat menghadiri tanam raya tembakau di Desa Samatan, Kecamatan Proppo pekan lalu, dalam keterangan tertulis yang diterima.

Baca Juga: Hadapi Masalah Cuaca dan Regulasi, Petani Tembakau Terus Berjuang demi Harapan, Ini Kata Mereka...

Padahal menurutnya, tembakau punya kontribusi besar terhadap penerimaan negara, salah satunya penyerapan kerja. Soeseno bilang saat ini setidaknya terdapat lebih dari enam juta tenaga kerja pada ekosistem industri tembakau yang terdiri atas 2,5 juta petani tembakau, 1,5 juta petani cengkih, 2 juta tenaga di sektor pengolahan hingga industri kreatif dalam ekosistem industri tembakau.

Kampanye negatif yang terus mendesak regulasi ekosistem tembakau yang ketat disebut Soeseno akan berdampak terhadap 6 juta masyarakat yang bekerja di ekosistem tersebut, baik secara ekonomi maupun sosial budaya. Sebab di beberapa wilayah Indonesia, tembakau telah menjadi bagian dari budaya dan merupakan warisan turun-temurun. Termasuk pengaruh narasi kenaikan cukai tinggi yang pasti akan berpengaruh kepada mata rantai ekosistem tembakau.

Baca Juga: Mana Lebih Hemat, Rokok Tembakau atau Rokok Elektrik?

"Di wilayah Madura salah satunya. Tembakau bagi masyarakat Madura merupakan kultur budaya warisan leluhur. Pulau Garam sebagai salah satu jantung pertembakauan nasional juga harus tetap hidup," sambung Soeseno. 

Bupati Pamekasan Baddrut Tamam yang hadir dalam kesempatan itu juga menyepakati hal tersebut. Bagi masyarakat Madura, tembakau telah menjadi budaya sekaligus warisan turun-temurun. Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Pamekasan pun memiliki komitmen yang sama terhadap pelestarian tembakau sekaligus memperjuangkan nasib para petani tembakau. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: